Untuk sesaat Ayu memikirkan perincian biaya hidup dan biaya kematian untuk sang nenek. Setelah terpikirkan, barulah ia mengutarakan idenya
"Baiklah. Bagaimana kalau tahlilan ditentukan 15 kali seperti tahlilan hari ke-1 saat si nenek baru meninggal hingga hari ke-7, hari ke 40, ke-100 hari, ke-1 tahun pertama, ke-2 tahun, ke-3 tahun, ke-4 tahun, ke-5 tahun, dan ke-6 tahun. Masing-masing tahlilan biayanya Rp 20 juta jadi totalnya Rp 300 juta. Sisa Rp 200 juta lagi dipakai saat sang nenek masih hidup, jadi dibagi 2, Rp 100 juta untuk kebutuhannya sehari-hari dan Rp 100 juta lagi untuk biaya berobat. Biaya hidup sang nenek Rp 100juta dikirim dicicil lewat transfer sebulan sekali, biaya berobatnya dengan mengklaim biaya berobat sang nenek, dan biaya tahlilan dikirim dicicil Rp 20 juta per tahlilan saat sang Nenek telah wafat" usul Ayu.
"Wow istriku sangat hebat sampai terpikir seperti itu. Tapi biaya hidup yang dikirim perbulan, berapa kira-kira transferannya?" tanya Rashid.