Chereads / Terjerat Kawin Kontrak / Chapter 74 - Ayu belajar Surfing di Pantai Tanjung Aan

Chapter 74 - Ayu belajar Surfing di Pantai Tanjung Aan

Setengah jam kemudian, mereka keluar villa. Ayu memakai kemeja yang warnanya mirip jeans biru tapi bahannya tipis sehingga adem dipakai, dengan panjang hingga setengah paha. Dipadukan dengan celana jeans tiga perempat setinggi diatas mata kaki dengan sendal jepit pantai dan kerudung pashmina yang dibentuk seperti dikepang dan disampirkan di bahu. Nanti siang saat cuaca panas, ia akan memakai topi lebar anyaman berpita besar dan kacamata hitam besar untuk melindungi diri dari teriknya sinar matahari.

Sedangkan Rashid memakai pakaian kasual dengan atasan kaos putih yang dirangkap dengan kemeja bahan jeans biru yang tak dikancing, disesuaikan dengan celana skinny jeans biru yang bahan dan warnanya sesetel dengan kemejanya. Ia pun nanti siang akan memakai topi fedora putih dengan pinggiran topi yang lebar tapi tak selebar topi Ayu, beserta kacamata hitam.

Mereka sarapan di spice market restaurant yang merupakan restoran villa sebelum berpetualang hari itu. Berbagai macam menu sarapan tersedia di beberapa meja prasmanan (buffet) yang letaknya terpisah pisah sehingga Ayu dan Rashid berkeliling melihat - lihat menunya, sebelum memilih makanan apa yang akan mereka makan.

Terdapat menu utama khas Lombok berupa nasi goreng, nasi putih, sayur mayur, dan lauk pauk. Menu lainnya sate bulayak (seperti sate madura dengan daging sapi, bedanya lontong yang dibungkus dengan daun aren), bubur ayam, omelet, roti, kue - kue, bubur sum - sum, puding dan buah. Dilengkapi juga berbagai minuman seperti air mineral, infused water, susu, kopi, teh dan jus.

Selesai sarapan, Ayu dan Rashid dijemput dengan mobil Fortuner hitam karena area jalan yang akan mereka lewati cukup menantang. Pertama mereka mengunjungi Pantai Tanjung Aan sekitar 17 menit dari hotel. Dari kejauhan, pantai ini bagaikan kolam renang pribadi karena dikelilingi dengan perbukitan berketinggian rendah.

"Bukit Merese yang kemarin lusa kita kunjungi, merupakan salah satu perbukitan yang mengelilingi Pantai Tanjung Aan" jelas Maulida.

"Owh pantai dibawah bukit yang kemarin kita kunjungi. Ada yang surfing kan di sana, tapi sekarang kelihatannya masih sepi" komentar Ayu.

"Untung kita bawa baju renang lebih dari satu, jadi bisa berkali - kali berenang" kata Rashid.

"Ya banyak hingga 5 setel, padahal cukup satu aja cuci jemur" protes Ayu.

"Gak enak donk Sayang kalau bawa satu. Tadi sebelum berangkat, baju renangnya masih basah, masa mau dibawa terus dipake lagi?" protes Rashid.

"Ujung - ujungnya basah lagi kan waktu dipake" jawab Ayu.

"Bau apek donk, kan masih basah. Apalagi baju basah juga jadi sarangnya bakteri dan jamur dari air kolam maupun air laut. Nanti dampaknya si kuman, bakteri dan jamur mudah masuk ke alat kelamin wanita, nanti Neng tertular penyakit kelamin seperti keputihan, gatal - gatal, bengkak, nyeri hingga bau tak sedap. Yang paling parah bisa infeksi saluran kemih, nanti pipisnya kerasa kurang tuntas dan sakit saat pipis, mau? Kulit juga bisa iritasi, jamur kulit, kutu air, dan masih banyak.." kata Rashid yang kata - katanya terhenti dibekap oleh Ayu.

"Oke stop Bang! Neng sudah mengerti, dan makasih atas peringatannya. Dengernya bikin merinding" kata Ayu.

Tak sadar, mereka telah sampai di tempat tujuan. Mereka turun dari mobil, semakin terlihat ada beberapa orang yang sedang surfing agak jauh dari tepi pantai.

"Enaknya yang bisa surfing, kayaknya menyenangkan" tanggapan Ayu.

"Neng mau belajar surfing? Nanti Abang akan ajari ya" kata Rashid.

"Memangnya Abang bisa surfing?" tanya Ayu kaget.

"Bisa donk. Beruntunglah dirimu mendapatkan suami yang serba bisa dan tampan ini" kata Rashid dengan narsisnya menyombongkan diri.

"Huh.. Ogahlah, diragukan ke profesionalnya" komentar Ayu.

"Memangnya kenapa?" tanya Rashid

"Nanti dijadiin kesempatan Abang untuk nyentuh Neng, malah Neng ga jadi belajar dengan benar. Jadi lebih baik Neng diajari sama yang ahlinya saja ya" kata Ayu.

"Kalau Abang mau macam - macam, tidak di tempat umum donk. Untuk apa mempertontonkan adegan mesra kepada orang lain? Lagipula jarang ada wanita yang ahli surfing lho" kata Rashid

"Kalau begitu, pria juga tak masalah" kata Ayu.

" Eits, tapi bagi Abang masalah.. Pria lain yang jelalatan melihat Neng aja bikin Abang naik darah. Apalagi kalau Neng dipegang - pegang tubuhnya oleh pria lain, pasti akan Abang hajar pria itu" kata Rashid.

"Jangan becanda!" komentar Ayu yang menganggap Rashid becanda.

"Aku serius" kata Rashid dengan nada serius.

Melihat tatapan Rashid yang tajam dan nada suaranya begitu, Ayu menelan ludah yang kerongkongannya tiba - tiba kering. Barulah Ayu yakin bahwa suaminya tidak sedang becanda.

"Baiklah Abang menang. Tapi tergatung ombakya. Kalau ombaknya tinggi gak mau ah" kata Ayu akhirnya.

"Begitu donk Sayang. Itu baru istri solehah, nurut sama perkataan suami" kata Rashid. Dipeluk dan diciumnya kening Ayu lalu mereka saling menyunggingkan senyuman manisnya.

Maulida, Mat dan Ahmad yang ada di dekat mereka cepat - cepat mengalihkan pandangan mereka dari kemesraan yang ditunjukan pasangan pengantin baru ini, mereka pura - pura mengagumi keindahan alam pantai dan sekitarnya. Mereka semua berpikir bahwa pasangan pengantin ini justru mempertontonkan adegan mesranya kepada orang lain, tidak sesuai dengan perkataannya semula.

Mat dan Ahmad hanya bisa menelan pil pahit yang tiap kali melihat dan mendengar kemesraan bosnya dengan istrinya, apalagi kegiatan tadi malam pasangan pengantin ini di villa mereka yang hot. Walaupun mereka tak mengintip tapi suara dari villa mereka berdua terdengar sangat menggairahkan. Bawahan Rashid tak menyangka bahwa bos mereka akan menemukan wanita yang dapat menaklukannya, dan mereka senang akan hal itu karena terlihat jelas bahwa bosnya sekarang sangat bahagia. Hanya bawahannya saja yang diam - diam menderita karena kejomloan mereka yang mengenaskan.

Saat mereka sibuk dengan pikiran masing - masing, Rashid bertanya "Apakah ombaknya seperti ini terus atau kadang - kadang ombaknya besar?"

"Biasanya tidak terlalu tinggi kok, banyak pemula yang belajar di pantai Tanjung Aan. Tuh lihat di sebalah sana, dipermukaan air yang tenang dekat tepi pantai, orang itu sedang belajar surfing" Kata Maulida.

"Ya benar. Ombak di luar area perbukitan juga tidak terlalu besar, jadi amanlah buat Neng belajar" komentar Rashid.

"Baiklah kalau begitu" kata Ayu.

Setelah Ayu dan Rashid berganti pakaian. Rashid memakai Rash Guard (kaos tangan panjang khusus surfing) dan celana pendek. Sedangkan Ayu memakai pakaian renang muslimah.

Mereka membeli peralatan surfing seperti papan selancar, leash (tali pengikat kaki dan papan selancar. Supaya papannya tetap berada dijangkauan saat kita terjatuh saat surfing), wax atau lilin (Untuk digosok di permukaan papan seluncur supaya tidak licin saat kita naik di atas papan), Fins atau sirip (untuk mengatur laju dan arah papan).

Ayu mulai belajar di perairan yang dangkal yang airnya tenang, dengan teknik - teknik cara berdiri di papan seluncur dan bagaimana menghadapi ombak besar tanpa rasa panik.

Ayu belajar berselancar 2 jam lamanya hingga jam 11 siang, waktu terasa cepat berlalu. Rashid memang membuktikan bahwa dia bisa mengajari Ayu seperti seorang trainer surfing profesional sehingga Ayu sekarang dapat berdiri di papan seluncurnya dengan ombak yang kecil walaupun dengan gaya tak sehebat seperti para peselancar profesional yang dapat berdiri diatas ombak yang besar.

Selesai berselancar, mereka makan ikan bakar dari hasil tangkapan para nelayan setempat dan soto Mandalika di rumah makan yang berjualan di tepi pantai tempat mereka surfing. Mereka makan di saung dengan air kelapa dan teh hangat sebagai minumnya sambil menikmati pemandangan.

Setelah makan siang, mereka menyewa perahu kayu nelayan dengan tenaga mesin menuju ke Batu Payung yang terletak di tepi salah satu tebing. Ayu dan Rashid penasaran akan bentuk batunya kenapa disebut Batu Payung, maka merekapun naik perahu.

Perjalanan tak lama hanya 10 menit mereka sampai di Batu Payung. Walaupun dekat tapi sulit untuk dilalui kendaraan mobil karena batunya berada di balik tebing berbatu sehingga pengunjung wisatawan lebih aman menaiki perahu.

Batunya terpisah sendiri dari tebing dan menghadap ke laut serta berukuran besar (tingginya hampir seukuran tebing terdekat). Bentuk batunya pipih dan melebar ke samping namun bagian bawahnya mengecil, orang - orang dapat bernaung di bawah batu itu sehingga penduduk setempat menyebutnya Batu Payung. Jika air laut pasang, permukaan daratan batu payung akan terendam air laut. Namun jika air laut surut maka daratan disekitar batu payung dapat dijelajahi oleh wisatawan.

Beruntungnya mereka datang disaat air laut surut sehingga Ayu dan Rashid bisa keliling kawasan Batu Payung, menikmati pemandangan alam sekitarnya, berteduh di bawah batu dan mengabadikan momennya dengan foto dan video.

Setelah puas, mereka melanjutkan destinasinya ke Goa Kotak, dengan rute kapal berbeda daripada semula sehingga mereka mendarat bukan di pantai Tanjung Aan, tapi di pantai dibalik bukitnya yang jarang pengunjung, dan mereka telah dijemput oleh pak Yana yang telah menunggu mereka di sana.

Perjalanan dilanjutkan melalui jalur darat dengan jarak dekat hanya 15 menit perjalanan, namun jalan yang mereka lalui cukup terjal dengan jalan berupa tanah sehingga terasa seperti sedang OffRoad.

Sesampainya di Goa Kotak, benar saja bentuk Goanya berbentuk kotak atau persegi empat. Goanya terbentuk bukan secara alami, dulunya merupakan bukit tinggi ditepi pantai. Namun karena dijamah dan dilubangi bukitnya sehingga membentuk goa dan goanya menembus hingga tepi pantai di tengah jurang tebing.

Ayu dan Rashid duduk di tepi goa kotak itu, kaki mereka menggantung di udara dengan alas duduknya di bibir goa sambil menikmati pantai di bawah kaki mereka bagaikan sedang sedang duduk di atas batu di atas bukit sambil menikmati pemandangan pantai di bawah mereka dengan laut yang biru, awan yang cerah dan bukit - bukit yang berjejer menjorok ke arah laut di sebelah bukit mereka.

Tapi kalau mereka mundur ke belakang maka terlihat bagaikan sedang menonton bioskop dengan suasana gelap disekitarnya dan layar besar di depan mereka yang menampilkan acara keindahan pemandangan alam.