"Tunggu! minta nomor telepon kak Ayu dulu donk" pinta Ayu.
"Buat apa?" tanya Rashid.
"Karena kak Rashid tuh susah dihubungin dan pelit nanya kabar, jadi sekarang Fatima ngehubungi kak Ayu saja" kata Fatima.
"Lah, bukankah kakak selalu angkat teleponnya?" kata Rashid.
"Tapi kakak susah nelepon duluan" keluh Ayu.
"Abang ini, tega banget adiknya sendiri jarang ditanya kabarnya, gimana sih" tuduh Ayu dengan wajah berkerut tak suka akan kelakuan suaminya.
"Aku.. " kata Rashid yang ingin membela diri, tapi kata - katanya terpotong ketika melihat adiknya malah menertawakannya di ujung sana
"Hei kenapa anak kecil ketawa lagi? Senang ya kakakmu ini dimarahi kakak iparmu?" kata Rashid mengomeli adiknya.
"Hahaha.. Rasakan kamu Kak, emang enak diomelin. Sekarang Fatima kan sudah punya kak Ayu, gak butuh kak Rashid lagi. Weekkk.." ledek Fatima.
"Tadi siapa yang bilang ya kalau Fatima sudah besar? Lihat saja kelakuannya kayak anak kecil begitu" kata Rashid mengingatkan kata - kata Fatima sebelumnya.
"Biarin. Kak Ayu minta nomor teleponnya donk!" pinta Fatima lagi.
"Boleh" kata Ayu. Maka ia menyebutkan nomor teleponnya yang diawali kode telepon panggilan +62, dan Fatima menyebutkan nomor teleponnya yang diawali kode telepon panggilan +974.
Setelah di save nomornya, Ayu berkata "Nanti kita bisa curhat sesama wanita. Fatima juga cantik dan manis ko, seperti adikku saja. Biarkan saja kakakmu ini yang sok sibuk, kalau ada apa - apa jangan ragu ngadu saja sama kak Ayu ya".
"Hore..Asik.. Makasih. Kak Ayu baik deh,gak seperti Kakak. Kak Ayu juga kalau Kakak jahat, jangan sungkan bilang saja ke Fatima, nanti Fatima marahin habis - habisan Kakakku yang payah ini" kata Fatima yang pura - pura marah.
"Udah kan dapet nomornya, sekarang kami mau tidur" kata Rashid.
"Beneran mau tidur atau mau bikin dedek bayi?" goda Fatima.
"Heh anak kecil sok - sok an ngomong dewasa, tau apa kamu. Ya sudah teleponnya Kakak tutup ya" kata Rashid yang ingin cepat - cepat mengakhiri panggilannya.
"Hahaha.. Oke deh, selamat tidur Kakak. Dadah.." kata Fatima, panggilanpun berakhir.
"Aduh.. Jadi nyesel nih ngenalin kalian berdua, serasa menggabungkan tim musuh untuk menyerang Abang" keluh Rashid.
"Ngomong apa sih Bang. Adikmu manis dan baik gitu dibilang musuh, berarti Neng juga musuh Abang ya? Ya sudah malam ini tak ada pelukan ciuman. Selamat tidur" kata Ayu yang memejamkan matanya mau tidur.
Rashid baru tersadar akan perkataannya yang sebelumnya bermaksud becanda malah dianggap hati oleh istrinya, jadinya malam ini tak ada seks? Oh tidak..
"Hei.. Segitu aja ngambekan. Maafin Abang ya!" bujuk Rashid supaya Ayu merubah keputusannya.
"Tidak.. Dan Abang jangan melewati bantal guling ini. Badan Neng juga lelah ingin cepat tidur. Lagipula Abang kan pernah berkata tidak akan memaksakan kehendak Abang ke Neng termasuk seks, ingat ga?" kata Ayu mengingatkan perkataan yang pernah Rashid ucapkan.
Ayu meletakan bantal gulingnya ditengah - tengah ranjang yang memisahkan tubuh mereka. Lalu tubuh Ayu berputar memunggungi Rashid dan memejamkan matanya untuk tidur.
Rashid hanya menarik napas panjang, ia kalah. Lalu dengan berat hati ke kamar mandi untuk mandi air dingin menidurkan juniornya yang telah bangkit daritadi.
Setelah Rashid keluar dari kamar mandi, dilihatnya Ayu sudah terlelap dan bantal gulingnya berubah posisi malah berada di pelukan Ayu yang posisi Ayu tetap seperti tadi, hanya bantal guling saja yang tak ada di tengah.
Beberapa menit kemudian, Rashid memeluk Ayu dari belakang karena tadi bilangnya tak boleh melewati bantal guling tapi sekarang tak ada bantal guling diantara mereka, jadi sah - sah saja memeluk istrinya yang sedang tidur. Lagipula mereka tak melakukan seks kok, sesuai keinginan istrinya.
- * * * -
Keesokan paginya ketika Ayu terbangun, tubuhnya serasa segar karena puas tidur semalaman. Sejak menikah dengan Rashid, jam tidurnya jadi berkurang, apalagi ditambah acara jalan - jalan honeymoonnya walaupun sangat menyenangkan tapi juga melelahkan.
Jadi sekarang tubuhnya bagaikan baterai hp yang sudah di charger full sehingga ia menjadi semangat untuk melakukan aktifitasnya. Ayu ke toilet sebentar untuk buang hajat kecil lalu kembali lagi ke kamar tidur dan mengecek jam di hp yang dletakan di meja lampu samping ranjang mereka, ternyata masih belum saatnya untuk shalat subuh, tapi ia tidak mengantuk untk kembali tidur kembali.
Ayu lihat suaminya masih nyenyak tidurnya dengan wajah yang terlihat damai. Tiba - tiba rasa penasaran dan jahilnya terbangkitkan. Bagaimana bentuk Mr.P suaminya yang sedang tidur? Sebelumnya ia tak pernah memperhatikan, kecuali perhatiannya terpusat saat Mr.P suaminya sudah bangkit berdiri.
Maka disentuhnya bagian kejantanan suaminya di bagian depan celana piayama suaminya. Ternyata walaupun Mr.P dalam keadaan masih tidur,masih terasa gundukan.
Semakin penasaran dengan bentuknya tanpa ada penghalang, maka diturunkannya celana pendek piyama dan celana dalam suaminya hingga tubuh bagian bawah suaminya tak mengenakan benang sehelaipun sehingga tereksposelah Mr.P yang sedang tidur. Terlihat memang kcil jika dibandingkan saat Mr.P bangkit berdiri. Entah sama ukurannya dengan pria lain saat sama - sama dalam keadaan tidur atau tidak karena ia tak pernah lihat di manapun bentuk Mr.P pria yang sedang tak terbangkitkan. Yang jelas Mr.P suaminya saat bergairah, ukurannya lebih besar dan lebih pajang daripada ukuran yang pernah Ayu lihat.
Lalu Ayu menyentuh bagian kepala dan batang Mr.P yang terasa sangat lembut dan lembek, berbeda sekali ketika saat terbangkitkan. Saat pikirannya memikirkan hal itu, jemari tangan Ayu secara tak sadar terus mengelus bahkan menggenggam bagian Mr.P hingga terasa di tangannya bahwa ukuran Mr.P semakin memanjang dan semakin mengeras. Kagetlah Ayu akan perubahan hal itu, namun ukurannya masih dibilang kecil daripada saat memasukinya.
Diliriknya ke arah wajah suaminya, apakah dia sudah bangun? Tapi teryata masih tidur. Itu berarti Mr.P bisa bangkit bahkan saat suaminya sedang tidur. Sama seperti saat malam pengantin mereka, Rashid berkata bahwa ia sedang bermimpi basah sehingga tak sadar dia becinta saat tidur.Sebelumnya Ayu tak percaya tapi sekarang ia percaya. Apakah sekarang suaminya sedang mimpi basah atau Mr.Pnya bangkit akibat rangsangan Ayu?
Ayu berdiam diri beberapa saat untuk melihat reaksi Mr.P, apakah semakin membesar jika dibiarkan atau semakin mengecil? Ternyata ukurannya tetap segitu. Semakin dilihat Mr.P suaminya, penasaran Ayu semakin terbangkitkan. Sekarang ia penasaran dengan bentuk dan rasa Mr.P saat berada di mulutnya.
Maka dikulumnya Mr.P Rashid yang terasa bagaikan usus besar sapi yang terasa lembut. Tak lama ukuran Mr.P semakin memanjang dan mengeras hingga ke ukuran fullnya yang tak tertampung di mulutnya.
Ayu duduk kembali dan melihat bahwa mata suaminya masih terpejam dan nafasnya masih tenang, sama seperti waktu tidur. Maka dilanjutkan lagi eksplorasinya. Dijilatnya mulai ujung bawah batang hingga ke atas, awalnya ragu - ragu tapi lama kelamaan gerakannya semakin agresif bagaikan menjilat es krim yang lezat, dengan sesekali mengulumnya dan menjilatnya di dalam mulut hingga ayu semakin mendorong dan menelan Mr.P hingga masuk ke tenggorkannya karena saking penasaran sampai sejauh mana Mr.P maksimal dapat masuk ke mulutnya.
Walaupun Ayu berusaha semaksimal mungkin bahkan ingin memuntahkannya, tetap saja Mr.P suaminya tak dapat masuk semuannya. Tiba - tiba air mani menyembur keluar dan Mr. P bergetar dan berkedut - kedut memuncratkan semua isinya yang otomatis masuk ke dalam mulut Ayu. Tanpa persiapan, Ayu menelan sampai tak sanggup lagi menelan semuanya sehingga terbatuk - batuk.
Sedangkan Rashid sebenarya sudah bangun daritadi, saat Ayu jahil memegang kejantananannya sampai celananya diturunkan. Rupanya istrinya penasaran akan bentuk kejantanannya ketika dalam keadaan normal. Maka dibiarkannya istrinya bebas bereksplorasi menjelajahi setiap bagian tubuhnya, termasuk kejantanannya.
Biasanya pria akan malu ketika kejantanannya dalam keadaan normal kepada pasangannya, tapi itu tidak berlaku dengan Rashid. Bahkan Rashid lebih suka tak berbusana saat bersama Ayu, walaupun mereka tak harus melakukan seks. Sekarang saat tidur memakai piyamapun supaya Ayu tak kaget dan malu melihatnya tak berbusana.
Makin lama permainan Ayu semakin berani, ia coba tahanpun tetap saja kejantanannya bangkit merespon akibat dari rangsangan bertubi - tubi hingga lama - lama ia tak tahan dan akhirnya mencapai puncak surga duniawi.
Setelah selesai, Ayu berkata "Huh pura - pura tidur, padahal kagak" tuduhnya.
"Bagaimana Abang bisa tetap tidur, kalau Neng ganggu?" kata Rashid.
"Kemarin pagi kan Abang ganggu waktu tidur Neng, jadi sekarang kita impas" balas Ayu.
"Heh Awas ya! Sini kamu Neng! Mau lari kemana?" Dikejarnya Ayu yang lari duluan ke kamar mandi.