Chereads / Hikmah di balik Ujian / Chapter 11 - Bab 11. Akhirnya Tuhan menjawab doa Hikmah

Chapter 11 - Bab 11. Akhirnya Tuhan menjawab doa Hikmah

Setelah lelah menangis .. akhirnya Ridwan tertidur.

"Bagaimana Mas.. kasihan Ridwan dari siang sampai sekarang dia tidak mau minum susu botol.. baru saja hikmah bicara seperti itu Ridwan sudah kembali menangis.

Akhirnya karena kehausan .. Ridwan mau menyusu di botol. Hikmah dan Mas Rizal merasa lega setelah melihat Ridwan sudah mau menyusu menggunakan botol.

Kehadiran Ridwan membawa kebahagiaan bagi keluarga Hikmah, Hikmah sangat menyayangi Ridwan.

Ayah dan ibu Hikmah dapat menerima kehadiran Ridwan sebagai cucu mereka. Meski bukan darah daging Hikmah... tapi melihat anaknya Bahagia mereka ikut Bahagia.

Tapi keluarga Rizal, seperti kurang menerima kehadiran Ridwan, ketika mereka membawa Ridwan ke kampung halaman, ada beberapa saudara yang kurang menerima dan mengatakan "Tetap saja kamu harus mempunyai anak dari darah dagingmu sendiri, yang nanti akan meneruskan keturunanmu dan mengurusmu ketika kamu tua nanti, anak Adopsi nanti kalo sudah besar bakal mencari keberadaan orang tua kandungnya.. "Kata Paman nya Rizal membuat Hati Hikmah sakit mendengarnya.

"Kami sudah berusaha Paman, semoga saja dengan mengadopsi seorang anak, nantinya Allah mempercayai dan memberikan kepada kami keturunan. "Kata Rizal dengan lemah lembut.

Jawaban Mas Rizal membuat hati Hikmah kembali tenang.

Usia Ridwan sudah 3 tahun tak terasa mereka mengadopsi anak hingga usia Ridwan 3 tahun tumbuh menjadi anak yang sehat, dan pintar ketika mengadopsi Ridwan pernikahan mereka sudah menginjak 4 tahun.. sehingga pada hari ini usia pernikahan mereka sudah menginjak 7 tahun... setiap Hikmah ikut pulang kampung ketika lebaran tiba, Entah kenapa Ridwan enggan untuk masuk ke rumah Pamannya .. selalu saja mengamuk meminta pulang hingga ada ucapan dari pamannya yang mengatakan karena ..

"Ya lah... Dia bukan anak kalian tidak ada ikatan darah dengan kamu.. sehingga tidak mau masuk ke rumah kami .. "Ucap pamannya itu sangat menyakiti hati hikmah ..mereka seolah-olah tidak menerima Ridwan di tengah-tengah mereka ..karena Ridwan bukan darah daging dari suamiku, tidak ada ikatan darah sehingga ketika kembali dari kampung halaman Mas Rizal... Hikmah pun berbicara kepada suaminya.

"Maaf Mas Aku masih belum bisa memberikan kamu keturunan .. mulai saat ini Aku ikhlas jika Mas mau menikah lagi, Bahkan aku ikhlas diceraikan oleh Mas .. Jika aku menjadi beban Mas, untuk menikah lagi aku tahu keluargamu sangat menginginkan kamu mempunyai anak dari darah dagingmu sendiri. karena aku masih belum bisa memberikan keturunan kepada mas, aku sudah pasrah ..aku sudah bahagia mempunyai Ridwan disisiku.. aku akan membesarkannya seperti anakku sendiri meskipun itu tanpa mas "kata Hikmah sambil berlinang air mata ..

Mas Rizal memeluk tubuh Hikmah yang rapuh.. "Mas mengerti perasaanmu... Mas juga merasakan rasa sakit hatimu .. maafkan atas perlakuan paman dan bibi ku.. mulai saat ini aku tidak akan menginjakkan kaki ke tempat paman dan bibi ku .. sebelum mereka menerima Putra ku Ridwan.

Tangis Hikmah semakin pecah ...

"Aku tidak ingin memutuskan tali silaturahmi dengan keluarga Mas .. itu akan menambah dosa bagiku .. Tolong jangan lakukan itu.

"Baiklah tapi kamu harus berjanji mulai saat ini jangan pernah menyuruh aku untuk menikah lagi... apalagi mengatakan cerai .. aku tidak menyukainya.

"Baiklah Mas .. Terimakasih Mas masih menerima aku apa adanya.

"Mas selalu akan menerima kamu apapun keadaanmu.. kamu adalah istri mas ..sampai kapanpun tidak akan ada yang menggantikan posisi kamu di hatimu.

Hikmah benar-benar bahagia mempunyai suami yang sangat mencintainya .. dan penuh perhatian .. akhirnya Hikmah dan Mas Rizal pun melakukan hubungan suami istri dengan penuh kebahagiaan ... setelah aktivitas mereka selesai Hikmah memeluk tubuh suaminya... lalu Mas Rizal mencium kening istrinya sambil berdoa.

"Semoga saja Allah menitipkan Putra atau Putri yang sholeh dan sholehah.

Dua bulan setelah kejadian itu .. Hikmah telat datang bulan... Hikmah masih belum mau mengetes dengan tespek.. karena setiap telat 2 atau 3 hari ...tetapi tetap saja jika Hikmah test hasilnya negatif .. dan beberapa hari kemudian lalu datang kembali haid nya kembaki.

Karena itu Hikmah tidak buru-buru mengetes tetapi ketika suaminya meminta haknya Hikmah meminta suaminya untuk bersabar ..

"Sayang maafkan aku yah... aku belum bisa memberikan hakmu.. karena setiap aku telat datang bulan lalu kita berhubungan badan pasti saja selalu langsung keluar .. aku takut jika kita melakukannya Sekarang pasti Haid ku akan datang ...

"Apakah kamu sudah telat haid sayang ?

"Ya... sudah dua hari ..

"Baiklah kalau begitu aku akan menunda Semoga saja kamu benar-benar hamil yah...

"Aamiin... Ya Mas Terima kasih atas pengertiannya .... setelah 1 minggu haid nya tidak datang juga.

Hikmah pun melakukan tes kehamilan dengan menggunakan tespek .. dengan perasaan deg-degan... Hikmah mencoba satu persatu ketika bangun tidur dan ketiganya bergaris dua... Hikmah benar-benar kaget dan bahagia Hikmah melakukan sujud syukur dan memberitahukan kepada suaminya.

"Mas aku sudah melakukan tes kehamilan.. dan hasilnya positif ..

"Alhamdulillah ... berarti Mas harus puasa dulu .. Mas takut kalau Mas melakukannya kandungannya tidak kuat... Bagaimana kalau kita sekarang Periksa ke bidan... Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke bidan dan menceritakan tentang setiap telat datang bulan jika berhubungan badan pasti akan keluar karena itu bidan menyuruh Mas Rizal untuk berpuasa selama 1 bulan... selain itu bu bidan memberikan obat penguat kandungan.

"Mohon Sabar yah.. untuk 1 bulan ini jangan diganggu dulu ibunya.. agar janin dalam kandungan ibunya kuat dulu... ya minimal 1 bulan ini .. jika dalam satu bulan ini kandungannya sudah kuat Boleh ditengok tapi jangan terlalu sering cukup satu minggu satu kali saja.

"baik dokter Terima kasih atas saran dan nasehatnya... hadirnya sang Buah Hati membuat Mas Rizal selalu membantu pekerjaan Hikmah... mencuci pakaian, mengepel, terkadang memasak.. Dia tidak mau Hikmah terlalu kecapekan... takut membahayakan janin dalam kandungan nya.

Mulai saat ini Ridwan pun jarang digendong oleh Hikmah .. jika Ridwan rewel pasti Mas Rizal akan menggendong dan menenangkannya.

Kabar gembira ini mereka sampaikan kepada orang tua Hikmah, juga kepada keluarga di kampung... Paman ... Bibi juga Adik Mas Rizal sangat bahagia.. mendengar kabar berita ini selama hamil Hikmah selalu mengidam sesuatu yang bagus dan berkualitas ... seperti selalu ingin makan buah Anggur impor atau jeruk impor ... selalu menginginkan buah-buahan yang harganya mahal yang berada di supermarket ... Selain itu .. Hikmah juga sering meminta Mas Rizal membelikannya nasi padang ... Mas Rizal kadang pusing oleh kelakuan istrinya itu... dan jika tidak dituruti pasti saja Hikmah selalu saja menangis.

Jika sudah menginginkan suatu makanan tertentu dan Mas Rizal tidak bisa memenuhinya ia akan menangis .. kadang menangis seharian.. akhirnya mau tidak mau Rizal selalu mengabulkan semua permintaannya dengan alasan "Aku sedang mengidam Mas.. nanti anak kita ileran.

"Mas... Aku ingin Jeruk impor yang besar-besar suka ada di supermarket.. kata Hikmah mintanya pukul 11 malam ...

"Mana ada supermarket yang buka jam segini? Sayang besok pagi saja ya.

"Enggak mau... Aku maunya sekarang.

"tapi jam 11 malam sudah pada tutup sayang.. tiba-tiba saja Hikmah menangis ..

"Ya sudah aku pergi dulu yah ... Akhirnya Rizal pun pergi meninggalkan rumahnya .. daripada mendengarkan tangisan istrinya .. maksudnya berusaha mencari jeruk yang diinginkan oleh istrinya tersebut .. Untung saja Mas Rizal di jalan bertemu dengan temannya dan dia membawa 1 kilo jeruk impor.

Mas Rizal pun akhirnya meminta tukar dengan uang ... tapi temannya itu tidak mau dibayar...

"Tiidak apa-apa... kalau orang ngidam memang seperti itu... syukurlah Aku mempunyai barang yang diinginkan oleh istrimu.. sekarang kamu pulang dan berikan kepadanya.

"Terima kasih yah... Aku benar-benar berhutang Budi kepada mu... Rizal pun segera pulang untuk memberikan jeruk tersebut kepada istrinya.