Setelah Torak tidak lagi terlihat, Raine tidak dapat menahan perasaan gugupnya. Dia tidak merasa nyaman dengan pemandangan terowongan gelap di depannya itu.
Karena itu, ia merendahkan posisi tubuhnya di samping pintu masuk itu bersama dengan Calleb yang berada tepat di sampingnya.
Bagaimana jika sesuatu terjadi dengan Torak di bawah sana? Bagaimana jika ini semua hanyalah akal bulus lainnya dari Iblis? Bagaimana jika terdapat monster yang tidak diketahui di bawah sana?
Kepala Raine penuh dengan pertanyaan demi pertanyaan, tidak dapat berpikir dengan jernih membayangkan situasi yang tengah terjadi.
Raine sangat ingin Torak kembali saat ini juga.
Tatkala ia merasa kepalanya hampir meledak karena terlalu banyak berpikir, dia kemudian merasakan sebuah telapak tangan besar di kepalanya, mengelus rambutnya dengan gerakan yang menenangkannya.