Dengan kata- katanya yang mengaku kalah, dua orang lycan yang menahan Reynold, membebaskannya. Raphael juga melakukan hal yang sama pada Stephan dan tiga orang manusia naga pun di bebaskan dari kungkungannya.
Lima orang dari manusia naga di ruangan itu langsung di lepaskan begitu Reynold setuju dengan permintaan Torak.
Stephan merangkak menju kakaknya dengan air mata dan peluh yang membasahi wajah tampannya, dia baur berusia tujuh puluh delapan tahun, umur yang cukup muda bagi para manusia naga yang memiliki umur cukup panjang.
Stephan memegangi tangan saudaranya yang berdarah dengan gemetar.
Sungguh kejam Alpha Torak karena telah memotong tangan Reynold, membuatnya cacat! Tapi, dia tidak memiliki keberanian untuk menyuarakan ketidakpuasannya ini.
Kakaknya ini tidak melakukan apapun kecuali untuk menyelamatkan wanita terakhir dari ras mereka. Menyelamatkan garis keturunan para naga tanah!
Dan mengenai pengkhianatan, itu adalah kesalahan orang- orang terdahulu mereka! Tidak ada hubungannya dengan kakak ataupun dirinya! Kenapa Torak menghukum mereka!?
"Raph, bereskan disini." Torak telah selesai dengan mereka, sudah waktunya bagi dia untuk kembali pada Raine.
"Baiklah, tidak perlu khawatir." Raphael melambaikan tangannya pada Torak, meyakinkan dia kalau dia dapat menangani masalah disini dengan baik.
Begitu Torak melangkah keluar dari ruangan, dia mengendus udara dan mengikuti aroma tubuh yang sangat dia kenal, wangi yang mampu membuat saraf- sarafnya menjadi lebih tenang.
Aroma tubuh Raine bercampur dengan Calleb dan hal ini membuat Torak mengerutkan keningnya. Dia tidak menyukai ada bau pria lain di dekat Raine, walaupun itu adalah sang Gamma.
Dia melangkah dengan cepat dan dalam waktu yang singkat, Torak sudah berada di taman dimana tempat tersebut berlokasi di taman belakang manor dengan sebuah air mancur yang indah.
Raine tengah duduk di samping kolam kecil sambil bermain air dan melamun, dia terlihat cemberut untuk alasan yang Torak tidak ketahui.
Cahaya matahari siang itu jatuh di lehernya yang putih karena rambutnya yang terikat dalam bentuk ekor kuda.
Raine tidak melihat kehadiran Torak karena dia duduk membelakangi, tapi pundaknya yang turun, mengindikasikan kalau gadis ini sedang tidak dalam suasana hati yang bagus.
Calleb berdiri disebelah Raine dengan sepuluh orang lycan, yang bertujuan melindungi mereka, para lycan itu berdiri beberapa meter jauhnya dari mereka.
Calleb menyadari kehadiran Torak seraya dia berkata dan tersenyum jahil pada Raine. "Lihat? Dia baik- baik saja. Aku sudah memberitahumu, kan?"
Raine mendongakkan kepalanya dan melihat Torak dengan perasaan lega, tapi sebelum itu, dia membelalakkan matanya yang Calleb asumsikan sebagai tatapan yang galak, tapi tentu saja tatapan seperti itu sama sekali tidak mengintimidasi.
Di titik ini, sang Gamma sudah sangat terbiasa dengan sisi kejam Torak, jadi usaha Raine untuk menunjukkan kalau dirinya marah sangatlah gagal untuk membuat Calleb takut.
Raine membalikkan badannya dan saat Torak menghampirinya, sebuah senyum merekah di bibir Raine sebuah senyum yang hangat seperti cahaya bulan, cantik dan murni.
Begitu Torak sudah begitu dekat, Raine mengalungkan lengannya ke sekeliling pinggang Torak dan mendesah dengan lega. Hari ini adalah hari paling panjang bagi Torak untuk meninggalkan Raine setelah insiden tempo hari.
Raine merasa gelisah dan kesal karena Calleb menolak untuk meninggalkannya dan memeriksa keadaan Torak.
"Alpha, kalau kamu telat sedikit saja, dia akan menangis." Calleb menginformasikan hal ini pada Torak dan membuat Raine melotot kearahnya lagi.
Karena Calleb sangat sering 'menjaga' Raine, dia sudah begitu dekat padanya dan menganggap Raine sebagai adiknya saja. Tentu saja kakak yang mengesalkan, karena Calleb sangat sering menggoda Raine kalau Torak tidak ada.
"Kamu khawatir padaku?" Torak melingkarkan tangannya kesekeliling pinggang Raine dengan hati- hati, Torak cukup paranoid dengan fakta bahwa dia dapat menyakitinya dengan sangat mudah.
Raine mengangguk sambil membenamkan wajahnya ke dada Torak, suara orang menjerit tadi, masih berdenging di telinganya dan itu sangatlah menakutkan.
"Aku minta maaf karena telah membuatmu khawatir…" Torak berbisik ke telinga Raine seraya menarik ikat rambutnya dan membiarkan rambutnya yang panjang dan hitam jatuh ke punggungnya.
Torak kemudian menyisir rambut hitam tersebut dengan jari- jarinya, bergumam dengan puas saat merasakan betapa lembut helaian rambut Raine diantara jemarinya.
Sang Alpha, yang tidak akan mengatakan apapun saat dia memotong tangan sang pemimpin Naga, meminta maaf untuk hal yang seharusnya tidak perlu.
Sosok Torak kali ini sangatlah berbeda dengan dirinya lima menit lalu, mata haus darah dan aura pembunuh di sekelilingnya menghilang begita dia memiliki Raine di dekatnya.
Tidak aka nada yang dapat menyangka kalau dia hampir mengeleminasi satu ras manusia naga hanya beberapa saat yang lalu, kalau mereka menyaksikan betapa lembutnya Torak memperlakukan Raine saat ini.
Terkadang Calleb penasaran mengenai seberapa jauh Torak akan bertindak atau seberapa rendah dia akan merunduk pada Raine.
Torak benar- benar dapat berubah secara drastis.
Aku pikir, aku tidak menginginkan belahan jiwaku… pikir Calleb.
==============
Ketika malam datang dan manor tua itu terlihat lebih murung daripada saat matahari masih bersinar, lampu- lampu di dalam gedung itu masih belum dinyalakan.
Seorang manusia naga dengan tangan yang tidak sempurna sedang berdiri di belakang sebuah jendela besar dengan ekspressi suram.
Tangannya terbungkus dengan perban yang tebal.
Dengan seluruh lycan telah pergi, kedamaian di dalam manor kembali, tapi kemarahan di dalam diri Reynold tidak juga memudar. Tidak sedikitpun.
"Kak, kamu butuh istirahat." Stephan menghampiri Reynold sambil membawakan segelas air hangat. "Apakah itu masih sakit?" dia melirik tangan kanan kakaknya dan mengingat kejadian pagi ini.
"Tidak perlu mengkhawatirkan hal ini," Reynold menjawab singkat, tapi matanya masih menatap taman dibelakang manornya seolah dia tengah menunggu seseorang.
"Alpha Torak benar- benar kejam! Bagaimana mungkin dia melakukan ini!? Kita tidak pernah mengkhianatinya! Apakah tidak cukup baginya untuk melarang kaum kita untuk berubah wujud sesuai keinginan kita? Itu adalah hak kita sebagai shifter!" Stephan mengeluarkan seluruh makiannya.
Dia melanjutkan keluhannya dengan sangat kesal untuk beberapa menit yang panjang sampai dia menyadari kalau Reynold sama sekali tidak memberikannya respon.
"Tapi kak, kenapa kamu membunuh orang dari Alpha Torak?" Perlahan dia mengingat alasan mengapa Torak telah datang mencari Reynold. "Itu hanya tuduhan tanpa bukti, kan? Dia hanya menginginkan asset kita!"
"Tidak, aku benar- benar telah membunuh orangnya." Reynold mengakui hal tersebut dengan tenang seraya membalikkan badannya dan melihat melewati bahu Stephan.
"Kenapa kamu melakukan itu?" Stephan mengerutkan dahinya. "Kamu tahu Torak akan mencarimu, kan?"
Namun, alih- alih menjawab pertanyaan adiknya ini, Reynold berkata pada seseorang di belakangnya. Tidak ada yang tahu sejak kapan dia berdiri disana.
"Aku telah melakukan apa yang telah kamu perintahkan dan ini yang aku dapatkan." Reynold mengangkat tangannya yang dibalut perban, matanya berbinar dengan kemarahan. "Kamu sebaiknya berharap kalau rencanamu berjalan dengan mulus."
Stephan membalik badannya dengan cepat dan melihat seseorang yang begitu indah dihadapannya dan membuat dirinya tidak dapat berkata- kata.
Pria itu begitu menarik, sosoknya begitu sempurna hingga orang lain akan berpikir kalau Tuhan telah menciptakannya dengan sangat hati- hati. Seluruh tubuhnya bersinar seperti bintang di pagi hari sambil menguarkan aura yang dominan serta kemuliaan seperti para bangsawan.
"Kehilangan tanganmu tidak berarti apa- apa pada saat kamu mendapatkan kehormatanmu kembali sebagai manusia Naga." Pria itu tersenyum dengan menawan.