Terlepas dari kerutan di dahinya dan wajahnya yang tertekuk, ada kebahagiaan yang tersirat di matanya. Dia tengah menggodanya! Dan ketika dia melihat Raine dengan mudah kebingungan, Torak menyeringai.
Torak kemudian meletakkan tangannya di kedua sisi wajah Rained an berkata dalam sambil melihat langsung ke mata pasangannya yang indah. "Kamu sangat cantik bidadariku, kamu tahu itu, kan?"
Kenyataan bahwa Raine memiliki rasa percaya diri yang rendah telah mengganggu Torak. Rine adalah makhluk paling indah yang pernah dia lihat, bukan karena Raine adalah pasangannya, tapi karena memang dia sangat manis dan cantika dan aura yang terpancar darinya sangatlah lembut dan tulus.
Torak menyukai segala sesuatu mengenai Raine.
Mendengar hal itu, Raine dapat merasakan pipinya menghangat, tiba- tiba dia menjadi gugup dimana dia harus menatap di bawah sorot mata Torak yang intens, jadi Raine memilih untuk menatap dagu Torak, tapi ini memberikannya keuntungan dengan menyadari betapa seksi bibir Torak pada saat ini.
"Aku ingin kamu tahu akan hal itu." Torak mengelus pipi Raine dengan ibu jarinya, menatap matanya, menikmati setiap inci dari pesonanya.
"Bolehkah aku mencoba sesuatu?" Torak bertanya dengan pelan.
Raine merasa seperti di awang- awang mendengarkan suara Torak yang menawan, dia bahkan tidak tahu apa yang Torak ingin coba, tapi dia menggangguk, mengiyakan.
Torak mencondongkan tubuhnya dengan sangat pelan, seolah dia tengah meminta izin untuk bergerak lebih dekat. Nafasnya yang hangat mengusap kulit Raine. Ketenangan dan keheningan yang menyusul setelahnya memaksa Raine untuk menutup matanya dan menikmati kedekatan diantara mereka.
Kemudian, dengan sangat lembut, Torak menekan bibirnya dengan sangat lembut ke bibir Raine.
Sensasi yang menguar di antara mereka, membuat mereka bergetar. Perasaan ini seperti tidak nyata. Ini seperti ada jutaan kupu- kupu yang hidup dan terbang diantara aliran darah Raine, jantungnya berdegup dengan sangat cepat.
Rasanya sangat natural bagi Raine untuk mencondongkan tubuhnya dan membiarkan Torak menggigit lembut bibirnya sebelum dia menarik diri.
Torak kemudian menempelkan keningnya ke dahi Raine. "Apa yang harus aku lakukan padamu, my little angel…?"
Raine bahkan tidak mendengar bisikan putus asa dari Torak, karena kini dia tengah menggerigiti bibirnya.
Torak baru saja memberikannya ciuman pertama.
***
Di malam hari.
Ketika kegelapan menyelubungi diri dan sekitarnya dan Torak meletakkan tangannya di sekeliling tubuh Raine dengan protektif, gadis itu membuka matanya.
Dia baru saja terbangun dan tidak bisa tidur kembali, segera setelah pikirannya bekerja, apa yang terjadi di restaurant malam ini terputar kembali di benaknya dan hal ini membuat Raine ingin tertawa.
Ketika Raine berada di panti asuhan, dia sering mendengar para gadis- gadis seumurannya berbicara mengenai pacar mereka, bagaimana pacar mereka memperlakukan mereka dan bagaimana ciuman pertama yang mereka dapat. Mereka akan berbincang sambil tertawa dan berbisik pada satu sama lain.
Pada saat itu, Raine hanya dapat menundukkan kepalanya dan melihat pada sepatunya sementara menyapu lantai. Hidupnya sangatlah menyedihkan dan sepertinya tidak memiliki harapan untuk menjadi lebih baik.
Terutama ketika teman- teman seumurannya mulai berbicara padanya dengan kasar kalau tidak ada satu orangpun yang peduli pada Raine dan tidak ada yang mencintainya. Karena tidak akan ada orang yang menginginkan seorang gadis dari rumah sakit jiwa dengan perilaku aneh seperti aneh. Setelah mengatakan itu, mereka pergi dan tertawa dengan sangat keras, meninggalkan Raine yang menangis.
Raine percaya kata- kata mereka, karena apa yang mereka katakana adalah benar dan masuk akal. Tapi, tetap saja sangat menyakitkan untuk mengetahui kalau tidak ada satu orang pun yang menginginkannya.
Siapa yang menginginkan gadis seperti dirinya? Seseorang yang bahkan tidak bisa berbicara dan mampu melihat sesuatu yang kebanyakan orang tidak bisa lihat? Raine sudah menjadi setengah gila dengan fakta terakhir.
Sampai pada suatu malam yang menentukan, segalanya berubah.
Ucapan terimakasih saja tidak cukup bagi Raine untuk diberikan pada Torak karena telah muncul di dalam hidupnya yang begitu hambar dan menjadi penolong baginya.
Raine membalikkan badannya dan menatap wajah Torak yang tengah tertidur. Pria ini tertidur sangat pulas dan terlihat tidak begitu dingin daripada saat dia berada di ruang rapat. Raine masih tidak bisa melupakan ekspressi marah Torak pada saat itu.
Tapi, jauh di dalam hatinya, Raine tahu kalau Torak melakukan semua itu untuk dirinya dan hal ini memberikan kehangatan di dalam benaknya.
Torak marah pada semua orang itu demi dirinya.
Torak merupakan orang pertama yang melakukan sesuatu yang sangat berarti demi dirinya dengan tulus setelah hari- hari panjang yang seperti mimpi buruk.
Dan Raine ingin melakukan sesuatu untuk Torak juga…