"My love, jangan katakana hal seperti itu. Kamu tidak akan pernah mempermalukanku. Tidak peduli apa yang telah terjadi pada dirimu di masa lalu, hal itu bukanlah kesalahanmu." Sangat menyakitkan bagi Torak ketika dia merasakan tubuh Raine gemetar karena tangisnya.
"Kamu harus kuat." Torak memegang pundaknya dan melihat ke dalam mata Raine. "Aku ingin kamu menjadi kuat."
Raine mengerjapkan matanya, yang menyebabkan air mata jatuh kembali ke pipinya.
"Dapatkah kamu melakukan hal ini, cinta?" Torak bertanya dengan sangat lembut.
Di mata dunia luar, Torak adalah pria dengan sedikit kata, tapi bagi Raine, dia dapat menggunakan kata- kata seperti ini sepanjang hari hanya agar Raine merasa lebih baik.
Raine melihat kedalam mata Torak, merasakan perasaan hangat yang terpancaar darinya dan perasaan aman yang tidak terbantahkan yang diberikan hanya dengan kehadirannya.
Raine kemudian mengulurkan tangannya dan memeluk leher Torak sambil mengangguk dengan penuh tekad.
Dia telah menjadi cukup kuat untuk bertahan sampai hari ini dan hal ini tidak akan sulit untuk menjadi kuat demi Torak.
Karena Raine ingin bersama dengan Torak.
Torak membiarkan Raine memeluknya selama yang dia inginkan sampai dia merasa lebih tenang, walaupun seharusnya Torak sudah berada di ruang rapat dua puluh menit yang lalu.
Di luar ruang kerjanya, Raphael sudah mencoba untuk berkomunikasi menggunakan mind- link pada Torak, tapi sang Alpha membloknya. Dia tidak ingin waktunya bersama Raine diganggu dan sang Beta tahu untuk tidak membuat sang Alpha jengkel atas tindakannya.
Tiga menit kemudian, Raine melepaskan lengannya dari sekeliling leher Torak dan menggosok matanya yang bengkak. Kendati air mata yang membuatnya terlihat sedikit berantakan, Raine sangatlah menawan di mata Torak.
Sebenarnya, tidak peduli apa yang Raine lakukan, Torak akan selalu terpikat padanya pada akhirnya.
[Apa yang harus aku lakukan?] Raine mengangkat ipad- nya ketika Torak sedang melamun, mengagumi angel di hadapannya.
"Tidak banyak." Torak merapihkan rambut Riane, "aku hanya ingin kamu berada disana."
Raine menelengkan kepalanya, tidak mengerti apa yang Torak mau.
"Habiskan susumu dan kita akan pergi."
====
Sepanjang perjalanan ke ruang rapat, Torak menggenggam tangan Raine, tidak mengindahkan semua pasang mata yang menatap mereka dari para pekerja disana yang memandang dengan sembunyi- sembunyi.
Semua pekerja disana berpikir kalau Torak akan mengacuhkan atau memberikan penolakan kuat dengan masalah yang berhembus dengan liar diluar sana, mereka tidak akan pernah berpikir kalau CEO yang sangat dingin ini akan membawa seorang gadis tepat ke rapat direksi.
Dalam imajinasi mereka, seseorang yang akan akhirnya mendampingi Torak adalah seorang wanita seperti Ms. Jenedieth, seseorang yang mandiri dengan karakter yang kuat. Seseorang yang berpikiran bisnis seperti Torak.
Bukannya seorang gadis polos, yang akan bersembunyi di samping Torak ketika mereka berjalan melewati para staff.
Tidak terbayang oleh mereka seorang Torak Donovan akan jatuh pada rumor seperti ini, apalagi untuk berjalan sambil bergandengan tangan dengan seorang gadis yang jauh lebih muda darinya.
Sebenarnya gadis itu tidaklah buru, tapi karakternya sama sekali tidak cocok sebagai pasangan Torak. Tentu saja mereka tidak menyuaraka opini ini. mereka masih membutuhkan pekerjaan untuk menopang hidup.
[Torak, apakah perlu untuk membawa Raine ke dalam ruang rapat?] Raphael berkomunikasi dengan Torak melalui mind- link, dia berjalan satu langkah di belakang Torak dan Raine.
[Ini bukan keperluan tapi keharusan.]
[Tapi, Torak…]
[Aku tidak suka dipertanyakan.]
Dengan peringatan tegas itu, Raphael menghentikan apapun complain yang akan dia katakan.
[Apakah kamu yakin kalau Raine akan baik- baik saja apabila kamu membawanya kedalam?] Raphael bertanya sambil membuka pintu ruang rapat untuk mereka.
[Dia akan baik- baik saja.] Torak menjawab dengan yakin.
Ketika pintu telah dibuka, percakapan yang sedikit gaduh terjadi didalam dan dapat terdengar. Semua para pemilik saham sangat tidak senang dengan perilaku Torak. Mereka telah menunggu kedatangannya sejak tiga puluh menit lalu.
Dalam dunia bisnis, waktu adalah uang. Terlambat di sebuah rapat adalah suatu perilaku yang tidak sopan dan tidak dapat diterima.
Apalagi, Torak terlambat dengan sengaja, mereka semua tahu ini karena Raphael, assistant pribadi Torak, telah berkata kalau Torak sudah berada di ruang kerjanya. Sangat mustahil dibutuhkan waktu setengah jam untuk turun empat lantai.
Dia tidak diragukan lagi sombong dan kasar.