Raine tidak tahu apa yang dia rasakan saat ini, kata- kata yang Torak ucapkan terdengar seperti sebuah pengakuan baginya.
Raine kemudian menundukkan kepalanya dan menggigit bibirny seraya hatinya berdebar seperti sebuah palu yang memukul dadanya dengan irama yang sangat cepat.
Raine tidak menolak kecupan di dahinya atau cara Torak menyentuhnya, karena dia merasa aman bersama dengannya, secara tidak sadar Raine mulai menyukai interaksi diantara mereka.
Cara Torak membuat Raine merasa istimewa atau caranya melindungi Raine, tidak ada satupun orang yang pernah melakukan hal tersebut padanya dan yang mengejutkan adalah fakta bahwa Torak merupakn Lycan tidak mengganggu Raine sama sekali.
[Tapi, kenapa? Kita baru saja bertemu.] Raine menunjukkan ipad nya dan menatap ke arah Torak dengan tatapan yang sulit untuk dicerna.
Torak kemudian menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang dan menarik Raine mendekat, sehingga gadis itu kini berbaring di dadanya. Raine terkejut, tapi tidak mendorong Torak menjauh, malah dia mendapati dirinya menikmati suara degup jantung Torak.
Tangan Raine memegang baju pria itu sementara Torak mengusap rambutnya yang berantakan.
"Kami, Lycan, memiliki arti tersendiri terhadap suatu hubungan dibandingkan dengan manusia dan seluruh arti tersebut berpusat pada belahan jiwa kami…"
Torak melanjutkan penjelasannya mengenai bagaiman seluruh Lycan akan sangat menjaga pasangan mereka dan bagaimana rasa sakit yang mereka akan alami ketika pasangan mereka merasa terluka, sehingga sangatlah tidak mungkin bagi kaum mereka untuk menyakiti pasangan mereka sendiri.
Sementara Torak menjelaskan seluruh informasi tersebut, Raine meletakkan dagunya di atas dada Torak dan menatap padanya dengan sangat manis. Terkadang, ada sorot terkejut yang melintas di matanya yang indah atau sebuah kebingungan, atau di detik berikutnya, Raine akan mengerutkan alisnya atau menggigit bibirnya.
Torak, tanpa ragu, sangatlah menikmati pemandangan yang dia lihat kini.
Di akhir penjelasan, Raine menunjuk dirinya sendiri dengan sorot mata penuh pertanyaan, seolah bertanya kalau dirinya adalah pasangan jiwa Torak.
"Ya, my love. Kamu adalah pasangan jiwaku." Suara Torak terdengar sangat lembut dan ekspresi wajahnya melembut ketika dia menyampaikan kata- kata itu.
Setelah mendengar pengakuan tersebut, wajah Raine disapu dengan warna kemerahan, dirinya sendiri tidak tahu kenapa dia bisa tersipu, tapi kata- kata Torak baru saja, membuat hatinya menjadi hangat.
"Aku mencintai segala hal mengenai dirimu…" torak berkata dengan bersungguh- sungguh, kata- katanya sangatlah tulus dan terdengar sangat jelas di telinga Raine.
Raine menggelengkan kepalanya setelah melihat Torak dalam pandangan yang bingung cukup lama dan lalu dia duduk.
Sementara itu, Torak mengerutkan dahinya dan duduk dengan lebih tegak juga.
Apakah kata- kataku menakutinya? Torak bertanya pada dirinya sendiri.
Ini merupakan kali pertama Torak mempertanyakan kata- kata dan tindakannya. Sebenarnya, Torak tidak ingin membuat Raine merasa terdesak, tapi Torak tidak akan berbohong mengenai apa yang dia rasakan tentang dirinya.
Raine menuliskan sesuatu di ipad dan menunjukkannya pada Torak dengan wajah yang khawatir.
[Aku tidak tahu apa yang aku rasakan padamu.]
Saat membaca kalimat tersebut, Torak tertawa pelan dan menangkupkan kedua tangannya di wajah Raine yang terlihat cemas. "Aku tahu, ini terlalu cepat dan kamu masih belum siap untuk ini, tapi kamu tidak tahu seberapa lama aku telah menunggumu, my love."
Berapa banyak hal- hal mengerikan yang telah Torak lakukan dan kata- kata makian yang dia lontarkan pada sang Dewi Bulan, menuntut pasangan jiwanya yang sang Dewi telah janjikan padanya tanpa hasil sampai pada akhirnya, rasa putus asa datang dan dia tidak lagi mengharapkan apapun.
Tapi, sekarang Raine berada disini dan tidak ada apapun yang Torak inginkan kecuali berada dekat dengannya.
"Aku mengatakan hal tersebut hanya agar dirimu tahu, kalau kamu adalah hal yang paling berharga bagiku."
====
Sudah empat hari sejak Raine datang ke mansion ini dan sejak saat pengakuan Torak pada waktu siang hari itu, Torak sangatlah sibuk.
Terkadang, Torak akan meninggalkan Raine untuk satu atau dua jam bersama dengan Raphael atau Calleb dan terkadang kedua orang kepercayaan Torak tersebut akan membakan mereka beberapa laporan atau dokumen yang Torak harus tanda tangani.
Selama pada masa itu, kebanyakan waktu Raine habiskan dengan berada di dalam perpustakaan, rupanya Torak memiliki perpustakaan pribadi di lantai ini dengan deretan- deretan rak- rak yang penuh dengan buku dan Torak akan menemaninya sementara menyelesaikan urusannya sendiri.
Hari ini, Torak telah pergi ke suatu tempat bersama Raphael dan Calleb sedang ditugaskan untuk 'mengasuh' Raine.
Sang Gamma merupakan pribadi yang lucu dan Raine menjadi cepat terbiasa dengan kehadirannya.
Sejak Raine berada disana, dia telah bertemu dengan Raphael dan Calleb, dan tentu saja Torak.
Tapi, hari ini ada seseorang yang datang.
Raine tengah menatap anak- anak kecil yang sedang bermain di padang rumput ketika seseorang tiba- tiba menerobos masuk dari pintu depan.
Pintu ini merupakan pintu yang menghubungkan ke lantai di bawahnya, Torak tidak pernah melarang Raine untuk berjalan- jalan disekitar mansion, tapi memikirkan kalau dirinya harus bertemu dengan orang lain yang tidak Raine kenal, membuat dia tidak tertarik sama sekali.
Karena mendengar suara gaduh yang tiba- tiba tersebut, Raine berlari ke arah Calleb dan, secara naluri, bersembunyi di belakang punggungnya.
Seorang wanita paruh baya yang berusia sekitar empat puluhan tahun, muncul dari balik pintu dan secara otomatis matanya yang seperti almond mengamati keseluruhan ruangan, wanita itu kemudian berteriak dengan sangat keras ketika dia menemukan Raine di balik punggung Calleb.
"Disana kamu rupanya!"