Torak membuka kelopak matanya ketika wajahnya hanya berjarak beberapa inci dari wajah Raine. Torak merasa bagaikan melihat sebuah kajaiban surgawi, terlihat jelas dalam pandangannyabagaimana bulu mata Raine berkibar dalam kedipan cepat agar matanya terbiasa dengan cahaya lampu didalam ruangan tersebut. Begitu Raine selesai membiasakan diri terhadap stimuli visual setelah lama tak sadarkan diri kedua bola matanya yangberwarna obsidiannya terlihat dengan jelas dalam pandangan mata Torak dengan segala keindahannya.
Melihat keindahan dua permata hitam yang menghiasi mata Raine, Torak merasa dia baru saja terangkat api dari neraka untuk merasakan kembali kehidupan yang telah hilang dari dirinya.
Apakah hal ini nyata? Atau ini semua hanyalah sekedar delusi semata dalam benak Torak karena kerinduan yang sangat dalam terhadap Raine?
"Janji…?"