Sementara itu, Serefina berdiri di tempatnya, tidak terpengaruh.
Dia bahkan tidak bergeming saat melihat bangunan itu berubah menjadi debu dalam hitungan detik, atau saat Raine mulai mengamuk di depannya.
Mata hijau limau penyihir itu menatap ke tempat yang sama, bahkan tanpa berkedip, seolah dia sedang menunggu sesuatu.
Setelah setengah jam berlalu sejak gedung perpustakaan itu runtuh, taman yang tadinya tenang itu kini menjadi kacau balau.
Orang- orang membentuk barikade di belakang garis polisi sementara mobil polisi dan truk pemadam kebakaran tiba di lokasi kejadian.
Namun, seaneh kedengarannya, tidak ada yang memperhatikan tiga orang yang berdiri di tengah kekacauan itu. Mereka sepertinya tidak melihat mereka dan polisi bahkan tidak repot- repot mengingatkan mereka untuk menjauh dari taman.