Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Insinuasi Waktu

Muhamadabdulag
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3k
Views
Synopsis
Kalaulah ada waktu yang labih indah untuk duduk dan bercerita, aku akan datang dan memilih duduk riuh di sampingmu, walau itu hanya sebentar. kalau ada waktu yang lebih baik untuk menantap dan bercerita, aku akan datang dan memilih terpaku sendu di hadapanmu, walau itu hanya sesaat. takala takdir tidak benar-benar datang membawa pilihan, tak ada yang bisa di lakukan, Kata 'Pasrah' dalam cinta selalu menjadi primado yang di anggap menjadi jalan akhir terbaik, padahal Hati memiliki Hak yang sama seperti Mata.? " Insinuasi Waktu. " " Maka, Lewat Serdadu Tinta Ini. Izinkan Aku Kembali Masuk, Tanpa lagi Mengetuk." " Insinuasi Waktu." Percayalah! Walau harus Terbakar Hangus, Hutan dengan Gunung akan tetap saling mencinta, Hujan dengan akar akan tetap saling merindu, Bulan dengan mentari akan tetap saling percaya, bahwa di setiap waktu yang hadir, ada takdir yang telah di ukir, Tuhan hanya sedang melatih kita, Melatih hari besar untuk Hidup, Cinta, dan Cita-cita. Lalu.. Adakah kisahmu di dalam cerita ini?! Cerita Yang pernah tergores di sapa waktu, namun engkau lupa untuk menggores irama waktu dalam selebar buku. " Temani Serdadu Tinta Ini Berpetualang..! " Bogor, 20 Febuari 2020 - @Muhamadabdulag- Selamat Membaca ?

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Insinuasi Waktu

01.

Malam. Tepatnya pukul 21:00,

Dalam kejaran polisi , akhirnya 'Kita' berjumpa kembali,

" Abduul.!! " Lantangnya memanggil dari balik gerbang terbuka.

Mereka berempat; dua wanita dan dua pria, satu lelaki di antaranya adalah pemilik rumah.

Terkejut. Kepanikan seketika redam, langkahku terdiam, rasa takut yang

menggebu seketika enyah dari pikiran.

" Mungkinkah ini mimpi??! " Gumamku takala tembus pada matanya.

*Terpaku..

Mengucap sepatah kata pun saya tak bisa, wanita yang selama ini ku cari kini ada di sini.

" Duul !! " Lantang Rahman berkata " Cepat Larii !! " Peringatan yang tidak di dengar.

Sementara , di belakang sana ada langkah yang tak kungjung mau menyerah. Walau mereka tertinggal jauh, tapi Bengisnya seorang pemburu tak bisa di beri waktu, karna sedikit saja cela dinding benar terbuka, melesatlah timah panas untuk mendahuluinya.

" Tidak! Ini bukan hayalan saya," Dari sini terlihat jelas matamu nampak berkaca, terbesit untaian tanya; Apa mungkin rasa kita masih sama, rasa yang mendamba asa kembali ada, Mengukir sebuah kata hanya demi bisa tertawa, sederhana. Tangis manjang yang tak jarang membebaskanku dari kelam dunia, Pembatas, yang lebih ter-amat lebih bernyawa karna cinta yang selalu engkau jadikan pembalutnya. Adakah rasa cinta yang serupa untuk mampu menjawab rindu, dengan tutur

sederhanamu, Dan jika ada.. izinkan lidah itu menjadi saksi, tangisan menjadi bukti agar di satu hari kelak, insinuasi waktu itu tidak benar mencela hati. Aku yang pernah menopang rasa untuk bertahan dan percaya Amin-mu pasti kembali datang. "

*Menarik Nafas..

" Ah, Taiik.. Lari bangsat!!" Bentaknya, " Buat apa kita jauh lari kalo akhirnya diri lu milih berhenti di sini, di tempat ini di depan mata wanita yang selama ini lu cari! Jangan sampai usaha lu selama ini gagal sepenuhnya hanya karna otak itu lambat mencerna makna lalu Terjebak ketololan untuk di makan ruang sesal karna telah menunda waktu di saat tak ada banyak kesempatan..!! " Terdiam, dengan paksa ia menarik pergi.

Bulan.. Andai waktu dapat tergenggam, tak peduli samar namun rencana semesta dapat di bisikan. Adai langkah benar di izinkan untuk bisa ter-ulang, esok atau lusa.. Aku ingin menatapmu lebih lama, Bercerita tentang rindu, mengambarkan keluh sesal karna telah melepasmu. " lirihku dalam larianku.

02.

" Slide Please.. ! "