Rona wajah Xin Liao pun menjadi pucat ketika mendengar perkataan Mu Qianxun. Sementara rona wajah Gao Cheng dan Wu Chun pun juga tidak lebih baik. Mereka berpikir bahwa kelihatannya, di mata Xin Liao, anak haram itu tidak berharga sedikit pun.
"Ini…" ucap Xin Liao tergagap.
"Mungkinkah Direktur Xin merasa bahkan meskipun Anda tidak bisa mengingat usia anak haram ini, aku bisa berharap di masa depan Anda bisa mengurusnya?"
"..." Xin Liao hanya terdiam. Dia jadi sangat khawatir.
Saat itu, tiba-tiba Gao Wen bangkit berdiri dan berteriak, "Tidak, aku menginginkan Mu Qianxun! Aku jatuh cinta dengannya. Aku ingin bertunangan dengan Qianxun dan aku ingin menikahi Qianxun!
Setelah mengatakan itu, Gao Wen lantas berlari keluar untuk mengejar Mun Qianxun dengan tergesa-gesa. Mulutnya juga masih memanggil-manggil nama gadis itu.
Hati Xin Liao begitu bahagia, dia tidak menyangka kalau seorang Gao Wen adalah sebuah bantuan yang dikirimkan oleh Tuhan padanya. Dia lantas berkata dengan sedikit canggung, "Kelihatannya anak Anda, Gao Wen, sangat menyukai Qianxun…"
Namun, Wu Chun memotong perkataan Xin Liao dengan dingin, "Urusan pernikahan semuanya diputuskan oleh orang tua. Kami tidak menerima Mu Qianxun sebagai menantu. Aku tidak ingin ke depannya keluargaku mendapat malu setelah gadis itu menikah dengan Gao Wen."
Gao Cheng juga mengekspresikan persetujuan. Mereka memutuskan untuk tidak bersedia menikahkan Gao Wen dengan Mu Qianxin. Hal ini tentu membuat Xin Liao sedikit kesulitan.
***
Di luar restoran.
Setelah berjalan ke luar, Mu Qianxun bersiap-siap memesan taksi untuk pergi. Namun, di saat itu juga Gao Wen terburu-buru mengejar dan menghentikannya.
"Qianxun, kamu mau pergi ke mana?"
Mu Qianxun menatap Gao Wen di hadapannya dengan penuh ketertarikan. Dia kira-kira baru berusia 20 tahun, kan? Sangat muda, sangat belum dewasa dan perasaannya belum sepenuhnya berkembang, pikirnya. Pria itu memiliki kulit yang sangat putih, penampilannya tidak bersinar dan menyilaukan mata semacam Ou Zun. Namun kalau dikira-kira, hanya melihat dari penampilannya saja, dia benar-benar belum terhitung sebagai seorang pria.
Kemudian, Mu Qianxun menaikkan alisnya, menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya dan menatap Gao Wen dengan tenang meski di tengah kondisi yang sedang kacau itu, "Apa? Ada urusan?"
Gao Wen menelan ludahnya dengan sangat hati-hati. Penampilan Mu Qianxun yang arogan benar-benar seperti wanita dewasa. Penampilannya yang tersenyum dengan manis, penampilannya yang manja dan imut seperti anak kecil serta pembawaannya yang begitu seperti gadis kecil. Dan penampilan gadis itu yang merasa begitu superior dan tidak ada sopan santun, benar-benar berkarakter. Dia sangat menyukainya.
"Qianxun, aku menyukaimu. Aku tidak peduli apa statusmu, aku tetap menyukaimu. Aku jatuh cinta padamu sejak pandangan pertama. Kamu tenang saja, saat kita menikah, aku pasti tidak akan menyusahkanmu. Aku akan memanjakanmu dan membuatmu bahagia."
Kata-kata yang manis dan sangat berlebihan itu begitu mengguncangkan bumi. Mu Qianxun menatap ekspresi serius Gao Wen dan tidak bisa menahan tawanya. "Kenapa kamu tidak menulis surat cinta saja? Kelihatannya kamu bisa menerbitkan buku."
Gao Wen menatap Mu Qianxun dengan mata bersinar-sinar, lalu berkata, "Apa kamu suka surat cinta? Kalau begitu setelah aku kembali, aku akan menuliskan untukmu dan aku pasti akan menulis sampai kamu merasa puas."
Mu Qianxun tiba-tiba merasa kalau dia terlibat dalam perasaan yang semacam ini, hal itu akan sangat menyusahkannya.
Saat itu, Mu Qianxun kebetulan melihat Xin Liao, Gao Cheng dan juga Wu Chun muncul keluar. Dia pun tersenyum licik dan menjatuhkan pandangannya pada Gao Wen, lalu berucap, "Gao Wen, kamu bilang kamu menyukaiku, kan?"
Gao Wen telah dibuat tidak karu-karuan oleh Mu Qianxun, jadi dia sudah tidak bisa menahan dirinya saat melihat gadis itu tersenyum padanya.
"Aku mencintaimu dan hanya mencintai kamu seorang!"
Mu Qiaoxun tersenyum dengan dingin dan tanpa perasaan, dia lalu berkata dengan suara yang bisa didengar oleh semua orang, "Hanya saja, sayangnya aku tidak menyukaimu!"
Setelah itu, Mu Qianxun menaiki taksi dan pergi dari situ tanpa berpikir dua kali.