Shen Fanxing tidak menutup-nutupi ironi yang terlontar dari mulutnya. Wajah Jiang Rongrong kembali menunjukkan amarah. "Kali ini, Qianrou bertindak benar saat dia tidak mempublikasikan soal kamu yang mendorongnya ke laut!"
"Tentang kamu dan Su Heng? Su Heng dan Qianrou sudah pasti akan bersatu. Mereka cocok satu sama lain dan bahagia. Justru kamu yang berada di antara mereka. Hati Su Heng bukan untukmu. Sesuatu yang dipaksa tidak akan berakhir manis. Kamu harusnya tahu itu."
Shen Fanxing bisa merasakan hatinya menjadi semakin dingin. Ia kira ia sudah mati rasa, tetapi ternyata kata-kata itu masih menyakitkan untuknya. Aku mendorong Shen Qianrou ke laut? Shen Qianrou dan Su Heng sudah jelas akan berakhir bersama? Hah, sangat konyol! Seseorang yang memilih dengan hati yang buta benar-benar sangat mengerikan! pikirnya. Namun, untuk menghemat air liur dan dan memperbaiki suasana hati, ia jadi terlalu malas untuk bicara pada mereka. Ia hanya mengambil sendok kayu dengan acuh tak acuh lalu memakan bubur dengan tenang dan anggun.
Melihat sikap acuh tak acuh Shen Fanxing, wajah ketiga orang itu langsung berubah menjadi murka. Jiang Rongrong melirik Shen Fanxing, lalu melirik kabinet di depannya. Ia sedikit mengerutkan kening dan berkata, "Kamu istirahatlah."
Setelah berkata begitu, Jiang Rongrong berbalik dan meninggalkan ruang rawat Shen Fanxing. Setelah keluar dan sampai di koridor rumah sakit, ia berhenti lalu berkata pada Shen Defan dan Yang Liwei yang mengikuti di belakangnya. "Pergi dan belilah lagi seporsi bubur Ruyi Xuan. Jangan sampai Shen Fanxing punya apa yang tidak Qianrou punya. Apa yang tadi kalian pikirkan?!"
"Ruyi Xuan?"
Shen Defan dan Yang Liwei membeku. Mereka tidak ingat jika pernah menyuruh orang pergi ke Ruyi Xuan membelikan bubur untuk Shen Fanxing. Jiang Rongrong yang menyukai makanan Ruyi Xuan saja terkadang harus memerintahkan para pelayan pergi ke sana pagi-pagi sekali dan tidak selalu mendapatkan makanannya.
Bagaimana bisa bubur yang baru saja Shen Fanxing makan adalah bubur Ruyi Xuan? Siapa yang membelinya? Su Heng? Bukannya Su Heng tadi berada di ruang rawat Qianrou? Bahkan jika Su Heng yang membelinya, tidak mungkin dia hanya akan membelikan untuk Shen Fanxing? Karena Shen Fanxing sendirian, apa ia sendiri yang pergi dan membeli bubur? Shen Fanxing tidak mau rugi sendiri dan sangat bisa menikmati hidup! begitu pertanyaan-pertanyaan yang muncul di pikiran mereka.
"Aku mengerti, Ibu. Aku tahu Ibu selalu suka bubur Ruyi Xuan. Aku akan menyuruh mereka membawakan bubur lebih saat kembali," kata Yang Liwei dengan patuh, membuat wajah Jiang Rongrong tampak jauh lebih baik.
"Kembalilah."
———
Di kamar yang elegan di lantai tiga Ruyi Xuan, Yu Song menghadap Bo Jingchuan untuk melapor. Ia melaporkan dengan jelas bahwa ia bertemu dengan Jiang Rongrong, Shen Defan, dan Yang Liwei. Sebenarnya, beberapa hal tentang Keluarga Shen sudah lama menjadi rahasia umum. Bo Jingchuan hanya perlu mengecek sedikit sebelum kemudian banyak desas-desus keluar dengan sendirinya.
Bo Jingchuan duduk sendirian di kursi utama ruang pribadinya. Cahaya matahari di luar jendela diam-diam menerpa fitur wajahnya yang luar biasa. Ia menundukkan kepalanya, bibir tipisnya bergerak sedikit, dan ada sedikit lengkungan di sudut bibirnya. Ia meletakkan jari-jarinya yang ramping di atas meja kayu yang kokoh. Saat jari-jarinya bergerak mengetuk meja, manset perak yang mahal bersinar diterpa cahaya. "Maksudmu, Shen Fanxing terisolasi dari rumah?" tanyanya. Suaranya yang dalam dan anggun terdengar rendah dan sedikit dingin sehingga membuat Yu Song gugup.
"Sepertinya begitu. Reputasi Nona Shen sebelumnya tampak tidak terlalu baik…" kata Yu Song tersirat. Faktanya, reputasi Shen Fanxing bukan saja tidak baik, tetapi ia terkenal dengan reputasi yang buruk. Namun, sebelum hal-hal itu bisa dikonfirmasi, Yu Song tidak akan bicara berlebihan. Sementara itu, Bo Jingchuan tidak mengatakan apapun. Sepasang matanya yang bijak hanya sedikit menyipit. Melihatnya, Yu Song dengan cepat membungkuk dan dengan hormat berkata, "Apakah Tuan ingin saya menyelidiki—"
"Tidak perlu."