"Bo Jingchuan…"
Suara Shen Fanxing hampir tidak terdengar. Tangan kuat Bo Jingchuan yang melingkar di pinggangnya kembali menarik tubuhnya semakin masuk ke dalam dekapannya. Sementara rahang bawah wanita itu terasa semakin sakit.
Angin malam berhembus semakin dingin. Debaran jantung Shen Fanxing pun berdegup semakin cepat. Ia kemudian menatap wajah tampan dari pria di sebelahnya. Dan tanpa peringatan apa pun, Bo Jingchuan tiba-tiba mencium bibir lembut dirinya yang ada dalam dekapannya.
Ciuman kemarin malam di mobilnya telah membuat Bo Jingchuan tidak pernah berhenti memikirkannya. Dan ketika ia mencium bibir Shen Fanxing untuk pertama kalinya, ia tidak berhenti merindukan sentuhan hangat dan lembut bibir wanita itu. Bibir lembutnya memiliki rasa tersendiri yang sulit dikatakan baginya. Napasnya seperti hembusan angin surga yang begitu lembut dan jernih. Ingin rasanya ia tidak melepaskan bibir wanita itu begitu saja.