Setelah Jiang Rongrong berkata begitu, seisi ruang rawat yang baru saja hening tiba-tiba menjadi ribut dan gaduh.
"Direktur Muda Konsorsium Bo?!"
"Iya, dia telah mencalonkan diri untuk perusahaan di luar negeri selama bertahun-tahun. Karena sekarang perusahaan di luar negeri telah stabil, ia akan mengambil alih Grup Bo secara resmi!"
"Iya, saya juga mendengar bahwa dia akan kembali dalam dua hari ini!"
"Dengar-dengar, dia baru berusia 28 tahun tapi sudah maju menjadi CEO Global Konsorsium Bo! Dia sangat mendominasi!"
Pujian dan decak kagum terus bergulir satu demi persatu, tetapi salah satu orang tiba-tiba berkata dengan sangat realistis, "Dia begitu muda dan begitu berkuasa, tapi tidak ada yang tahu bagaimana penampilannya. Karena dia bekerja keras sepanjang tahun untuk industri sebesar seperti Konsorsium Bo, jangan-jangan dia masih muda tapi bagian atas kepalanya sudah botak…"
"Ya, padahal dia juga harus melayani banyak tamu… Sayang sekali jika ternyata orangnya gemuk dan berkepala botak!"
"Perkataanmu ada benarnya juga… Seperti ayahku dulu. Ayahku juga seorang pria yang tampan ketika dia masih muda, tetapi saat dia memiliki perusahaan… Hais…"
Suasana ruangan yang awalnya sudah gaduh kian lama kian hiruk pikuk. Namun, perlahan-lahan ruangan itu dipenuhi suara helaan napas. Akhirnya, semua yang berada di sana mempercayai hasil diskusi orang-orang barusan. Mereka kini menganggap bahwa Direktur Muda Konsorsium Bo adalah sesosok paman berperut besar dengan puncak kepala yang botak.
"Tapi, hal itu juga sangat bagus. Lagi pula, perjamuan Konsorsium Bo tidak dapat diakses oleh semua orang. Qianrou, nenekmu benar-benar baik padamu!"
"Iya, aku akan berbicara dengan ayahku ketika aku kembali dan melihat apakah dia bisa membawaku juga!"
"Aku juga akan kembali dan bertanya juga!"
"Aku juga mau..."
Melihat para teman perempuannya yang kini tampak tidak sabar, Shen Qianrou tersenyum menghina dalam hati. Namun, wajahnya masih menunjukkan ekspresi lemah dan polos. Ia sedikit mengangguk dan berkata dengan lembut, "Baik, Nenek."
Penampilan Shen Qianrou yang baik dan polos membuat Jiang Rongrong merasa sangat puas melihatnya. Lalu, Shen Qianrou tiba-tiba menoleh dan melihat sekilas Su Heng yang belum pernah berbicara. Shen Qianrou pun berkata padanya, "Su Heng, bawa Qianrou bersamamu nanti."
Wajah lembut dan halus Shen Qianrou segera menunjukkan sedikit ekspresi malu. Ia menggigit bibirnya dengan lembut dan diam-diam melirik Su Heng yang tampan di sebelahnya, lalu menundukkan kepalanya dengan cepat. Tatapan malu Shen Qianrou membuat beberapa lelaki muda di ruangan itu tidak tahan untuk menatapnya.
Bibir Su Heng yang semula berkerut perlahan-lahan mengendur, lalu ia menjawab dengan lembut, "Aku akan membawamu."
Jiang Rongrong mengangguk puas, lalu menatap wajah malu Shen Qianrou. Sebersit senyuman terbit di matanya. "Qianrou, kamu istirahat baik-baik. Nenek akan pergi dan melihat ruang sebelah!"
Mendengar itu, wajah Shen Qianrou yang lemah langsung menunjukkan tatapan memohon. Ia mengangguk dan menatap Jiang Rongrong dengan tak berdaya, "Nenek, Kakak tenggelam lebih lama dariku dan baru saja bangun. Tolong jangan marah saat menemuinya..."
"Sudah! Untuk hal ini, kamu biarkan saja! Nenek tahu sendiri!"
Setelah berbicara, Jiang Rongrong memalingkan wajahnya dan berbalik. Wajah Shen Qianrou kini tampak sedih. Ketika Shen Defan dan Yang Liwei melewatinya, ia berkata lagi, "Ayah, Ibu, jangan membuat Nenek terlalu marah."
"Aku tahu! Aku tahu, gadis bodoh!"
Yang Liwei menatap Shen Qianrou dengan aneh dan akhirnya mengikuti Shen Defan yang wajahnya juga tampak tidak terlalu senang. Kemudian, keduanya menemani Jiang Rongrong keluar dari ruangan.
———
Shen Fanxing sudah tidak sadarkan diri selama tiga hari penuh dan sekarang ia sendirian di ruang rawat inapnya tanpa keinginan untuk tidur sama sekali. Namun, ia juga belum makan untuk waktu yang lama dan kini lambungnya sangat tidak nyaman. Ia terpikir untuk bangun dari tempat tidur dan mencari sesuatu untuk dimakan, tetapi tiba-tiba ada yang mengetuk pintu ruang rawatnya.
(✪ω✪)