Kedengarannya memang masuk akal, batin Bo Jingchuan
"Jangan mencoba membingungkanku di sini!" kata Bo Jingchuan.
"Lagi pula, aku memang melakukannya seperti itu! Aku juga terluka, berdarah pula!" tutur Shen Fanxing sambil mengencangkan tangannya di leher Bo Jingchuan. Baiklah, hak khusus wanita untuk menang dan meracau juga merupakan suatu keharusan.
"Kamu ini terus mengelak, ya?" Alis Bo Jingchuan berkerut erat. Shen Fanxing tidak berbicara, ekspresi di wajahnya terlihat tidak mengakui kekalahannya. Bo Jingchuan menggertakkan giginya sambil memindahkan lengan Shen Fanxing dan berkata, "Bisa-bisanya ya kamu… Aku tidak bisa mengganggumu, lepaskan aku."
Namun, Shen Fanxing semakin mengencangkan tangannya. Setelah beberapa dorongan, Bo Jingchuan akhirnya belum bisa melepaskan tangan Shen Fanxing. Setelah menarik napas panjang, Bo Jingchuan menekan alisnya, ia melihat Shen Fanxing dengan tatapan penuh peringatan yang kental di dalam mata hitamnya.