Sebaliknya, Shen Fanxing menyukai sentuhan Bo Jingchuan. Ia menyukai pria itu dengan wajah seriusnya, ia menyukai godaan dan rayuannya. Ia tidak merasa jijik akan semua hal itu. Ia mencintai Bo Jingchuan. Ia benar-benar mencintainya. Mungkin ia benar-benar tidak boleh memikirkannya. Begitu teringat Bo Jingchuan, seluruh kondisinya berangsur pulih. Kebetulan, ponsel di tubuhnya berdering saat ini. Dan orang yang menghubunginya adalah orang yang kebetulan baru saja berada di dalam pikirannya. Ia pun menarik napas panjang sebelum mengangkat telepon itu.
"Hm?" jawab Shen Fanxing.
"Fanxing…"