Sementara itu, Jiang Rongrong menutupi kepalanya. Wajahnya pucat, ia tampak begitu lemah dan tidak bertenaga.
"Tidak… Tidak apa, kepalaku sangat pusing… Biarkan aku istirahat sejenak…"
Shen Qianrou menggigit bibirnya sambil memijat punggung Jiang Rongrong dengan lembut. Ia berkata, "Nenek jangan khawatir. Kakak kali ini terlalu gegabah. Tunggu saat dia menderita, dia pasti tahu kalau dirinya telah salah!"
Amarah dalam diri Jiang Rongrong masih belum mereda, ia pun membalas, "Tentu saja dia harus menderita! Penghalang biadab ini bisa-bisanya menamparku di depan publik! Sebenarnya, apa dia pernah menganggapku sebagai seorang tetua?! Dia tidak akan menangis kalau dia belum sekarat! Aku akan melihat bagaimana dia menangis pada akhirnya!"
"Nenek benar!" sahut Shen Qianrou dengan ekspresi yang masih serius.