Shen Fanxing sedikit gelagapan. Dengan pose yang seperti ini, memangnya apalagi yang Bo Jingchuan sebut sebagai cara selain hal itu? Kemarahan ini hanya kedok kalau Bo Jingchuan ingin cium dan peluk! Batinnya.
Bo Jingchuan memiliki wajah yang mampu memesona semua makhluk di muka bumi, membawa aura mulia dan tenang, namun terkadang juga bisa bersikap menggemaskan dan kekanak-kanakan. Sungguh sebuah sifat yang sangat kontras.
"Cepat…" desak Bo Jingchuan. Sebuah penantian terlihat samar di antara alisnya.
Shen Fanxing pun melirik sekali lagi ke arah ruang tamu. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang disana, ia mencium sudut bibir Bo Jingchuan secepat kilat.
"..." Bo Jingchuan tidak bergerak, sementara Shen Fanxing menatapnya dalam diam. Setelah cukup lama, ekspresinya bukannya membaik, namun malah semakin menggelap.
"Ini saja cukup?" tanya Bo Jingchuan.
Shen Fanxing menghela napas dan berkata, "Cukup, aku masih harus memasak."