Selesai mengobrol dengan Ji Yi, Shen Fanxing kembali ke ruang musik. Ketika melewati koridor, suara merdu alunan piano merambat di dalam telinganya. Kedengarannya seperti sebuah lompatan yang membahagiakan. Jika ia mendengarkannya dengan cermat dan mencarinya, maka seharusnya itu adalah lagu Binhai.
Semilir angin meniup awan putih… Deburan ombak menghantam pantai, menyilaukan cangkangnya yang keperakan. Kita berpegangan tangan menari ria di hamparan pasir pantai…
Bukannya masuk ke ruang musik tersebut, Shen Fanxing justru bersandar di dinding koridor dan diam-diam mendengarkan alunan piano Ye Qingqiu. Ia sebenarnya tidak pernah menyangka bahwa sosok wanita yang terlihat tidak berperasaan dan tidak peduli pada apa pun itu pada suatu hari akan melantunkan lagu yang begitu hangat. Seolah tidak kenal lelah, Ye Qingqiu kembali memainkan satu demi satu lagu.