Shen Fanxing rasanya ingin bersembunyi karena sangat malu. Namun, ia sama sekali tidak bisa bersembunyi di dalam pelukan Bo Jingchuan, terlebih di bawah tubuhnya. Tatapannya menoleh ke kanan dan ke kiri, pada akhirnya, ia hanya menerima takdirnya.
"Itu… Gatal…"
Mata hitam Bo Jingchuan berkedip. Wajah tampan yang masih terlihat akan hasratnya itu tampak sedikit menampilkan tawanya. Begitu sederhana, namun membawa dampak visual yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Cukup menunjukkan pesonanya yang unik, ia mampu dengan mudah menghipnotis hati seseorang.
"Mana yang gatal?" tanya Bo Jingchuan sambil tertawa hingga membuat Shen Fanxing terdiam beberapa detik.
Bagaimanapun juga, Shen Fanxing bukanlah orang dewasa yang bodoh. Makna halus yang tersirat di dalam perkataan Bo Jingchuan membuatnya lagi-lagi pasrah.
"Maksudku leherku!" kata Shen Fanxing dengan sedikit keras. Ia khawatir Bo Jingchuan akan salah paham padanya.