"Huh, bocah ini. Kamu masih ingat kalau punya nenek?!" kata Nyonya Besar Bo. Lai Rong hanya tersenyum dan menyerahkan telepon ke tangan wanita tua itu.
"Dasar anak nakal, ada masalah apa orang besar sepertimu menelepon?" tanya Nyonya Besar Bo.
Kemudian, terdengar tawa kecil dari dalam telepon, "Ada dong, hal yang sangat sangat penting."
"Dasar anak liar tidak berakhlak! Ada masalah apa?" Nyonya Besar Bo cemberut.
"Tentu saja merindukanmu lah!"
Nyonya Besar Bo yang mendengarnya mendengus. Meskipun mulutnya enggan tersenyum, namun terlihat jelas senyuman bahagia di wajahnya. Ia lalu berkata, "Dasar mulut manis. Bisa-bisanya kamu memberikan rayuanmu ke wanita kepadaku. Kapan kamu berpikir untuk kembali dan menengokku?!"
Tawa pelan Bo Jingxing kembali terdengar, ia lalu menjawab, "Tenanglah nek. Tunggu setelah aku membereskan di sini, aku akan kembali menemui nenek. Saat itu, aku akan memberikan kejutan besar kepadamu loh."