Hingga kini, Shen Fanxing selalu menjaga rencananya untuk mundur dari Bo Jingchuan kapan saja. Di satu sisi, tampak beberapa cap jari Bo Jingchuan yang sangat jelas di sarung setir kemudi. Sesekali, ia memukul kemudi itu dengan telapak tangannya yang kuat. Namun, akhirnya ia masih memiliki akal sehatnya dan memilih memberhentikan mobilnya ke sisi jalan. Keheningan sesaat memenuhi mobil mereka.
Berada di dalam ruangan kecil bersamaan seperti ini, Shen Fanxing tentu saja dengan mudah merasakan udara dingin yang perlahan menyelimuti Bo Jingchuan. Ia tidak mengerti apa yang dipikirkan olehnya, namun ia juga tetap menunjukkan ekspresi dinginnya.
Bo Jingchuan menatap Shen Fanxing dengan kobaran api yang terlihat samar di mata tajamnya. Alisnya yang menyatu begitu menakutkan, sementara aura dingin menusuk hingga ke tulang.