"Shen Fanxing, langit luas yang bertabur ribuan bintang. Nama yang bagus! Bukan begitu, Jingchuan?"
Wanita tua itu menoleh untuk menatap cucunya dengan penuh arti. Matanya menunjukkan peringatan yang keras. Seakan jika Bo Jingchuan mengatakan 'tidak', wanita itu akan menelan setengah nyawanya. Bo Jingchuan hanya bisa tersenyum tak berdaya dan mengangguk. "Iya, nama yang bagus dan juga sangat cocok!"
Wanita tua itu mengangkat alisnya dengan bangga. Kemudian, ia berkata kepada Shen Fanxing, "Mari, Fanxing. Saya perkenalkan dulu cucu saya, Bo Jingchuan."
Shen Fanxing mendongak ke arah Bo Jingchuan yang berada di sampingnya. Namun, matanya tiba-tiba tertuju ke mata gelap pria itu. Alis pria itu sangat indah dan tampan. Pria itu hanya berdiri di sana, tapi ia tidak bisa menyembunyikan keanggunannya. Hanya dengan melihat penampilan dan pembawaan pria itu, Shen Fanxing tahu bahwa ia bukan orang biasa.
Shen Fanxing tampaknya sudah pernah melihat Bo Jingchuan di suatu tempat, tetapi ia tidak bisa mengingatnya. Mungkin dia salah mengingatnya. Namun, bukankah seharusnya sulit untuk segera melupakan orang yang begitu luar biasa? Shen Fanxing menjadi sedikit bingung dan kata-kata wanita tua itu masih terngiang di kepalanya. Ketika ia kembali melihat pria itu, ia pun merasa canggung.
Langit luas yang bertabur ribuan bintang, pikir Bo Jingchuan. Ribuan bintang, langit yang luas.. Ini terlalu... disengaja.
Mata hitam Bo Jingchuan berkilat-kilat menyilaukan dan menunjukkan kecerdikan yang tak terduga. Ia kemudian mendapati Shen Fanxing yang kini tampak malu. Sebuah kilatan cahaya melintas di matanya. Kemudian, ia mengulurkan tangannya dengan sopan untuk berbicara terlebih dahulu. "Halo, saya Bo Jingchuan."
"Hai, saya Shen Fanxing."
Shen Fanxing mengulurkan tangannya dan mencoba berdiri tegak, tetapi gerakannya tiba-tiba terhenti. Ia telah berjongkok terlalu lama hingga kakinya mati rasa, ditambah lagi cedera yang hanya mengenai pinggangnya. Saat ia sedikit bergerak, kakinya langsung terasa lemas dan lumpuh. Seluruh tubuhnya terhuyung di belakang.
"Hati-hati."
Shen Fanxing menyipitkan matanya dengan sedikit panik saat terdengar suara dingin dari atas kepalanya. Sebuah lengan yang kuat refleks memeluk pinggangnya secara instan dan menariknya kembali. Punggungnya menabrak dada Bo Jingchuan dan ia pun masuk dalam pelukan pria itu.
Aroma parfum Bo Jingchuan menerpa wajah Shen Fanxing dan ia mendadak merasa sangat malu. Ia pun cepat-cepat mengulurkan tangan untuk mendorong pria itu menjauh. Namun, rasa sakit yang datang dari kakinya yang mati rasa membuatnya terhuyung. Ia pun langsung meluncur dari lengan pria itu.
Naluri untuk melindungi diri membuat Shen Fanxing mengulurkan tangannya ke pundak kuat Bo Jingchuan. Di saat yang sama, tangan yang melingkar di pinggangnya kembali mengangkatnya naik. Ia pun menggigit bibirnya dengan kuat. Namun, ia terlempar ke pelukan pria itu untuk yang kedua kali hingga ia merasa tak berdaya.
"Jangan bergerak dulu."
Shen Fanxing yang ingin meninggalkan Bo Jingchuan merasa menyerah setelah mendengar suaranya yang rendah dan tegas. Tangan Bo Jingchuan memegang pinggangnya dengan erat hingga ia bisa merasakan suhu tubuh pria itu menembus gaunnya yang tipis. Pipinya bersandar di dada Bo Jingchuan dan ia bisa mendengar dengan jelas jantung pria itu berdetak kuat seperti drum.
Shen Fanxing jadi ikut berdebar dan pipinya yang pucat akhirnya memerah. Ini pertama kalinya ia berada begitu dekat dengan seseorang. Meskipun ia telah bersama Su Heng selama bertahun-tahun, mereka hanya pernah berpelukan singkat yang bahkan lebih ringan dari etiket. Saat berpelukan dengan Su Heng, mereka bahkan tidak dapat merasakan suhu tubuh masing-masing. Ini dan itu sudah ada batasnya.
Bo Jingchuan bisa memeluk erat Shen Fanxing hanya dengan setengah lengannya. Ia juga bisa merasakan tubuh wanita itu di tubuhnya. Alisnya yang panjang dan halus pun bergerak dan bergerak.