Tersirat sedikit emosi pada mata Bo Jingchuan yang dalam. Ia memandang Ji Fengmian lekat-lekat dan akhirnya tetap menggendongnya menaiki helikopter.
"A-Mian!"
"Chu Boyang," ucap Ji Fengmian dengan suaranya yang jernih dan tanpa ekspresi. "Kalau kamu masih ingin menembak orang, sebaiknya kamu tembak aku dulu."
Mata Chu Boyang yang dalam bergetar hebat. Sorot mata di bawah matanya seperti batu tinta yang dihancurkan tanpa ampun. Pecahan dan tinta tersebut bercampur menjadi satu, berantakan dan berat. Chu Boyang seperti dikejutkan oleh sesuatu, ia menurunkan tangannya yang memegang pistol.
"Tidak bisa, aku tidak bisa menembakmu. A-Mian…"
"Jangan sebut namaku," Ji Fengmian berkata dengan acuh tak acuh. "Aku lumpuh tubuh, bukan lumpuh otak. Aku lebih mengerti dibanding siapa pun apa kamu bisa menembak diriku atau tidak."