Malam pernikahan pasti tidak akan melewatkan percumbuan. Lebih baik tidak mengatakannya.
"Lanjutkan, apa masih ada sesuatu yang ingin dikatakan?" tanya Bo Jingchuan.
Sepasang lengan ramping Shen Fanxing tanpa sehelai kain yang membalutnya melingkari bahu Bo Jingchuan. Ia menyipitkan matanya dengan lembut dan matanya menatap pria tampan di hadapannya. Shen Fanxing menopang tubuhnya untuk waktu yang lama, mencium bibir suaminya ini, dan tubuhnya terus naik turun.
"Aku suka…" ucap Shen Fanxing. Suaranya pun terdengar serak dan malas. Kemudian, ia melihat mata gelap Bo Jingchuan tiba-tiba menyipit. Setelahnya, ia hanya bisa memohon belas kasihan dalam desahannya, "A-Chuan… Sudah… Jangan lagi…"
Hari ini, Shen Fanxing menerima pembalasan Bo Jingchuan yang parah, sangat kuat, dan mendominasi. Semua itu untuk membuktikan bahwa Bo Jingchuan sepenuhnya mampu memuaskan Shen Fanxing, istrinya sendiri, dari jiwa dan raga.
***