Salju di luar jendela turun semakin lebat, hingga tampak seperti bulu angsa yang berterbangan. Dalam suasana estetis ini, keindahan pemandangannya tampak seperti kerajaan salju. Mendengar suara air yang datang dari kamar mandi, kepala Chen Youran masih belum bisa berpikir jernih dan mata hitamnya sedikit kebingungan. Apa yang terjadi barusan seperti mimpi yang memabukkan, yang membuat orang tidak bisa membedakan antara kenyataan dan ilusi. Rasanya seperti ingin tenggelam dalam mimpi itu selamanya.
Chen Youran membelai bibirnya. Bahkan tanpa melihat ke cermin, dia bisa merasakan sedikit pembengkakan, yang sepertinya membuat napasnya sedikit tertahan. Dia berpikir bahwa dirinya benar-benar akan minum anggur merah untuk dirinya sendiri, tetapi apa yang dia cicipi adalah anggur di mulut suaminya. Pria ini benar-benar… Batinnya dalam hati.
