Telinga Zheng Huai dipenuhi oleh teriakan tajam Xue Ling yang sarat akan kebencian. Dia perlahan berlutut, lalu menundukkan kepalanya. Tidak ada yang bisa melihat ekspresinya. Tiba-tiba, dia tertawa terbahak-bahak. Tawanya seperti seorang iblis yang bereinkarnasi.
Saat suara tawa Zheng Huai jatuh, Xue Ling seketika berubah menjadi diam. Dia memelototinya dan bertanya, "Apa yang kamu tertawakan?!"
Zheng Huai meraung padanya, "Itu karena aku menyukaimu. Maka dari itu, aku melakukannya!"
Jian Rui mulai berpikir bahwa apa yang dilakukan Zheng Huai masuk akal. Dia lalu berkata, "Kalau kamu benar-benar menyukai Lingling, kamu seharusnya lebih rela melihatnya bahagia daripada harus mendorongnya masuk ke dalam situasi sulit hingga tidak bisa bertatap muka dengan orang lain."