Hatinya penuh dengan amarah, Qiao Mianmian lantas menggigit Mo Yesi menggunakan banyak tenaga. Setelah merasakan bau darah, wajahnya seketika berubah dan ia buru-buru melepaskannya. Ia menundukan kepalanya dan melihat, dengan matanya yang tidak dapat disembunyikan karena masih menunjukkan kekesalan.
Di punggung tangan Mo Yesi, sederet bekas gigi dalam muncul dengan kecepatan yang terlihat dengan mata telanjang. Kemudian, noda darah terlihat pada beberapa cetakan gigi tersebut. Seketika Qiao Mianmian menjadi cemas, begitu cemas sampai air mata hampir jatuh dari matanya. Ia lalu memegang tangan Mo Yesi, dan dengan tergesa-gesa menjelaskan, "Aku, aku tidak sengaja, maaf, apakah itu menyakitkan?"