Jiang Luoli benar-benar tercengang karena tiba-tiba melihat keindahan yang begitu mencolok. Qiao Mianmian juga tampak linglung. Ia menatap pria itu tanpa berkedip dan terus menatapnya.
Mo Yesi? Dia… Bagaimana dia bisa datang? Tadi di telepon dia tidak mengatakan bahwa dia akan datang.
Mo Yesi mengerutkan bibirnya saat melihat gadis cantiknya menatapnya dengan mata kosong. Ia melangkah maju, mengulurkan tangannya, dan menarik Qiao Mianmian ke dalam pelukannya. Lengan kuat pria itu melingkar di pinggang Qiao Mianmian yang tipis dan ramping. Bibir tipis Mo Yesi sedikit terangkat dan ia berbisik lembut, "Sampai sesenang itu melihatku?"
"....." Qiao Mianmian mendadak tidak bisa berkata-kata. Jantungnya berdegup semakin cepat tanpa terkendali. Ia berkedip, menatap wajah pria yang terlalu tampan selama beberapa detik, lalu berkedip lagi, "Kau… Kenapa kau di sini?"
"Aku merindukanmu."