Jam sepuluh malam, hampir tidak terlihat bayangan orang sama sekali di lapangan yang besar itu. Hanya ada dua sosok mungil yang berlarian mengelilingi lapangan, satu putaran demi satu putaran. Meskipun Qiao Mianmian memiliki fisik yang baik, ia juga merasa kelelahan setelah berlari tiga putaran hingga kehabisan napas dan berbaring di tanah. Bulir-bulir keringat menetes dari dahi Qiao Mianmian dan Jiang Luoli. Baik rambut dan pakaian mereka basah oleh keringat karena kepanasan.
"Sayang, kau… Kau seharusnya tidak menemaniku... berlari bersama," kata Jiang Luoli sambil terengah-engah dan bernapas dengan cepat. Wajahnya yang cerah dan menawan kini basah dan berkeringat. Seluruh tubuhnya langsung berbaring tepat di halaman lapangan berumput dan tidak bergerak sama sekali.