"Segala aspek banyak kesamaan, apakah itu benar-benar kebetulan semata?"
Mo Yesi menatap Nenek Mo yang masih begitu emosi, Mo Yesi juga tidak ingin membuat Nenek Mo terpukul. Mo Yesi terdiam selama beberapa saat, dan bertanya sambil tersenyum, "Nenek, kalau begitu, apa ingin Nenek?"
"Periksalah." Nenek Mo menarik napas dalam, Nenek Mo memegang untaian manik-manik di pergelangan tangannya sambil melafalkan doa Buddha dalam hati. "Periksa baik-baik tahun kelahirannya. Aku terus merasa anak paman keduamu itu pasti masih hidup. Jika Qiao Chen benar-benar anak itu, kalau begitu Tuhan akan mengasihani paman keduamu. Paman keduamu akan memiliki masa depan."
Mo Yesi terdiam dan tidak mengutarakan komentar apapun. Jika Qiao Chen benar-benar anggota keluarga Mo, itu memang akan menjadi kabar baik bagi paman keduanya, juga akan menjadi sebuah kejutan.