Demi menyelamatkan perusahaan keluarganya, Xu Weilai menggantikan ayahnya bertemu dengan Presdir Xu. Tiga jam berlalu, seorang lelaki memasuki ruang makan tempat mereka berdua bertemu.
Xu Weilai berdiri untuk menyambut lelaki yang datang. Ternyata lelaki itu bukanlah Presdir Xu, melainkan putranya, Xu Shuai.
Bila diingat, Xu Shuai adalah orang yang berteman baik dengan Gu Yu. Dulu saat Gu Yu pernah mengajak Xu Weilai ke sebuah pesta, ia mengenalkannya pada Xu Shuai. Dari pertemuan tersebut, tidak salah bila Xu Weilai sedikit mengenal Xu Shuai.
Kedatangannya ini membuat Xu Weilai tercengang sejenak. Tetapi saat mengingat urusannya, ia segera tersenyum pada lelaki itu dan mengulurkan tangan untuk bersalaman padanya, "Halo, Tuan Muda Xu."
Xu Shuai tidak melirik ke tangan Xu Weilai, bahkan tidak menyembunyikan ekspresi angkuhnya. Sembari memandangi Xu Weilai yang bersikap sopan padanya, pria itu melontarkan sindiran, "Xu Weilai, kau masih bisa menunggu."
Xu Weilai berlagak tidak mendengarnya, dan berusaha tidak merasa canggung. Ia pun menarik kursi dan dengan sopan mempersilahkan, "Tuan Muda Xu, silahkan duduk."
Xu Shuai melangkah, namun ia tidak duduk di kursi yang disiapkan Xu Weilai. Pria itu justru menarik kursi yang lain dan duduk seenaknya. Sembari membunyikan lonceng untuk memanggil pelayan dan memesan sesuatu, "Beri aku bir."
Pelayan mengantarkan pesanannya dan seketika meletakkan sepuluh botol bir dengan persentase alkohol yang sangat keras di atas meja.
Xu Weilai yang masih berdiri di tempat yang sama sejak tadi, ia langsung paham mengenai niat dari rencana Xu Shuai.
Dugaan Xu Weilai pun terbukti benar ketika Xu Shuai memerintahnya, "Xu Weilai, kalau kau ingin modal investasi, aku bisa memberinya. Tapi dengan satu syarat, habiskan 10 bir ini. Setelah itu baru aku mau menandatangani kontrak denganmu."
Xu Weilai hanya menatap Xu Shuai tanpa bicara apapun.
Pantas saja perusahaan Xu yang awalnya menolak memberi bantuan investasi tiba-tiba menelepon dan mengajaknya bertemu. Ternyata ini semua hanya akal-akalan Xu Shuai. Lebih parahnya lagi, pertemuan ini bukan untuk membicarakan bisnis, tetapi untuk merendahkan Xu Weilai.
Xu Weilai pun memahami hal ini, dengan meminum sepuluh botol bir ini, minuman itu akan mengambil setengah hidupnya.
"Bagaimana? Tidak berani?" Xu Shuai terkekeh, "Bukannya kau berani melakukan apapun demi uang?"
Beberapa detik keadaan masih menghening, Xu Weilai akhirnya bertanya, "Xu Shuai, apa aku pernah menyakitimu?"
Sebelumnya, Xu Weilai tidak banyak berinteraksi dengan Xu Shuai dan lebih banyak berinteraksi dengan Gu Yu. Saat Gu Yu punya masalah dengan Xu Weilai, tentu korban sebenarnya adalah Xu Weilai. Jadi, ia tidak habis pikir dengan alasan Xu Shuai yang sengaja mencari kesalahannya.
Xu Shuai dengan tatapan merendahkan menjawab, "Tidak pernah."
Sesaat berikutnya, pria itu menambahkan penjelasan yang lebih kejam, "Aku justru tulus membencimu."
Xu Weilai tahu, sepertinya akan sia-sia jika mau bicara lebih banyak lagi. Dalam lingkungan ini, ia menemukan banyak kasus orang yang mempunyai kedudukan yang tinggi dan dipuja banyak orang, sedangkan orang rendah yang ditindas. Banyak sekali... banyak....
Tatapan Xu Weilai pun terjatuh pada beberapa kertas tipis di atas meja yang telah disiapkan Xu Shuai. Kertas-kertas yang tampak ringan itu benar-benar berisi sesuatu yang sangat berharga! Namun kemudian, Xu Weilai memandangi 10 botol bir di atas meja yang ada di sebelah kertas-kertas tersebut.
"Baiklah, kuminum. Setelah aku meminumnya, penuhi janjimu!"
Xu Shuai hanya mendengus dan tersenyum meremehkannya.
Untungnya Xu Weilai tidak sendirian di ruangan tersebut, saat itu Sekretaris di sebelah Xu Weilai tiba-tiba menyahut, "Nona Xu, birnya banyak sekali. Bagaimana kalau saya menggantikan Anda meminum bir-bir itu?"
Xu Weilai menggelengkan kepalanya. Xu Shuai pun menyiapkan bir itu untuknya. Bagaimana mungkin Xu Weilai membiarkan orang lain menggantikannya? Bagaimanapun juga, ia sendiri yang mau mendapatkan kontrak itu!
Xu Weilai meneguk botol demi botol bir itu. Kesadarannya berangsur-angsur mulai menurun, wajahnya memerah, penglihatannya mulai kabur, bahkan kaki dan tanganya sudah cukup lemah menahan keseimbangan tubuhnya. Sampai pada botol terakhir, bir yang mempunyai kandungan alkohol yang tinggi itu telah meningkatkan suhu di tubuhnya. Ia pun sudah ingin muntah, semua itu terjadi karena Xu Weilai memaksakan diri untuk menghabiskan 10 botol bir itu.
Di sisi lain Xu Shuai tertawa mengejeknya. Ia senang sekali melihat keadaan Xu Weilai seperti itu. Saking senangnya, ia pun mengambil ponsel untuk merekam momen memalukan itu.
Dengan sekejap, sebelum ia jatuh karena tidak bisa mengontrol diri saat menghabiskan botol kesepuluh. Gadis ini segera meminta maaf dan secepatnya pergi keluar ruangan.
Xu Weilai tidak mau jatuh di hadapan musuh dan tidak akan membiarkan musuhnya tertawa diatas penderitaannya.
Langkah Xu Welai tertatih-tatih sempoyongan menuju toilet. Tanpa berhati-hati, ia menabrak tubuh seseorang.