"Ye Jiaqi, kamu menyerah saja lah. Aku kasih tahu kamu, kalau hari ini kamu berani berbuat sesuatu kepadaku. Aku akan membocorkan rahasiamu kalau kamu pernah tidur dengan laki-laki. Hingga saat itu, aku ingin melihat siapa yang masih mau denganmu!" kata Fang Lan yang kembali mengancam Ye Jiaqi. Dia tidak bisa menunggu untuk mati di jam-jam seperti ini.
"Apakah Fang Ya kakak kandungmu?" tanya Ye Jiaqi sambil menatap Fang Lan.
Karena kepanikan dan ketakutan Fang Lan, wajahnya pun sudah putih memucat seperti kertas. Dia benar-benar tidak tahu mengapa Ye Jiaqi menanyakan hal ini. Tapi, sepertinya Ye Jiaqi tidak tahu apa-apa tentang kakaknya.
"Iya, Fang Ya adalah kakak kandungku." jawab Fang Lan.
"Kalau begitu, kakakmu juga menyedihkan. Qiao Qinian adalah seorang binatang buas yang hadir di dunia ini. Dia tidur di samping Qiao Qinian, apa tidak takut?" tanya Ye Jiaqi sambil tertawa. Tapi, terlihat banyak kepedihan dalam tawanya ini.
Tubuh Ye Jiaqi tidak berhenti gemetar karena menutupi kesedihan dan kesakitan yang dideritanya. Mereka melewati semuanya dengan baik-baik saja. Sedangkan dirinya, sedikitpun tidak. Dia lagi-lagi teringat anaknya, anaknya yang mungil, anak lucu yang mengisi perutnya selama 7 bulan lamanya. Anak yang penurut ketika mendengar perkataannya.
Di saat Ye Jiaqi merasa paling kesepian dan sendirian, anaknya selalu menemani dan mendengarkan segala keluh kesahnya. Anaknya sama sekali tidak membantah dengan segala perkataan Ye Jiaqi. Mungkin, beberapa kali dia menendang perut ibunya itu dan bermain bersamanya. Ye Jiaqi sangat menantikan kehadiran buah hatinya itu. Tapi… Tidak ada lagi anak bandelnya itu. Sudah tidak ada...
Melihat Ye Jiaqi yang melamun, Fang Lan lalu merayap ke arah samping untuk meloloskan dirinya. Dia sangat ingin menjatuhkan serpihan pecahan gelas yang ada di tangan Ye Jiaqi. Asal tahu saja, tidak hanya bisa mencelakai matanya, tapi seluruh wajahnya. Memikirkannya saja sudah menakutkan. Keringat pun mulai bercucuran dari punggung Fang Lan.
Tepat di saat ini, pintu itu terbuka dan udara panas berhembus dari luar. Seketika aroma parfum Qiao Qinian juga ikut tercium. Harum, memikat, dan tentunya maskulin.
Ye Jiaqi kaget. Ketika menolehkan kepalanya, dia pun langsung terbelalak. Tanpa menunggu responnya, Qiao Qinian kemudian berjalan dengan cepat menuju ke arahnya. Menggenggam tangannya, dan mengambil serpihan pecahan gelas yang sedari tadi dipegang olehnya.
Pyar!
Qiao Qinian membuang serpihan itu jauh-jauh.
Seketika mata Fang Lan berbinar-binar. Akhirnya Qiao Qinian datang! Akhirnya ada seseorang yang bisa membantuku, batinnya. Dia tidak perlu lagi takut kepada Ye Jiaqi dan hatinya sungguh puas. Sebab, serpihan pecahan gelas yang ada di tangan Ye Jiaqi telah dibuang oleh Qiao Qinian.
Fang Lan yang bahagia lalu menampilkan aksinya yang pura-pura polos dan berkata, "Kakak ipar, apa ini Ye Jiaqi? Aku tidak tahu kapan aku membuat masalah dengannya, tapi dia mencoba membunuhku."
Sedangkan tangan Ye Jiaqi kini sedang dicengkeram oleh Qiao Qinian. Sama sekali sulit untuk dilepaskan.
Ye Jiaqi hanya menggertakkan giginya dan melihat Qiao Qinian.
"Mengapa kamu berani memegang barang seberbahaya ini?!" bentak Qiao Qinian. Dengan tatapannya yang tajam, laki-laki itu memandang Ye Jiaqi dengan curiga. Sorot matanya sudah seperti akan memakan orang sekarang.
"Aku bahkan belum menyentuhnya, memangnya kamu sakit hati apa, hah?!" teriak Ye Jiaqi yang juga tidak tahan untuk membentak Qiao Qinian balik. Suaranya terdengar serak dan penuh dengan ketidakpuasan. Aku saja belum melakukan apapun kepada Fang Lan, tapi Qiao Qinian sudah sebegitu paniknya. Kalau aku yang disakiti, bukankah Qiao Qinian sama sekali tidak akan menoleh kepadaku? batinnya.
Air mata kesedihan tiba-tiba menggenang di mata Ye Jiaqi. Padahal, barusan dia bertengkar dan berdebat begitu lama dengan Fang Lan, tapi tidak merasa sedih sama sekali. Namun sekarang… Hatinya serasa ditampar satu demi satu. Sakit, sakit sekali.
Lihat Ye Jiaqi, ini adalah laki-laki yang pernah kamu sukai selama bertahun-tahun. Kamu benar-benar dibutakan olehnya! batin Ye Jiaqi yang kemudian menyadari kalau matanya kini telah berlinang air mata. Dia pun tidak berani menunjukkannya dan berusaha agar air mata itu tidak menetes. Menangis di depan Fang Lan dan Qiao Qinian, menurutnya hal itu sungguh memalukan.
Fang Lan dengan sepatu hak tingginya kemudian berjalan mendekat. Dia mengangkat dagu Ye Jiaqi dan menatap ke perempuan itu sambil berkata, "Tidak menyakitiku, tapi justru balik menyakitimu? Kakak ipar, kakak lihat, kopi yang ada di bajuku ini adalah karena ulahnya, panas dong! Perempuan ini sungguh memalukan."
Nada bicara perempuan itu terdengar sedikit centil. Orang yang mendengarnya akan dibuat merinding dengan suara tersebut...