Suasana dalam mobil tiba-tiba hening. Tapi tidak berlangsung lama, Qiao Qinian kemudian kembali membuka suara dan berkata, "Selama ada aku, tidak ada orang yang mempermainkanmu."
Hati Ye Jiaqi seketika langsung sesak, seperti orang yang baru saja ditikam oleh sebilah pisau, bahkan pikirannya pun kosong. Dia lalu mencubit jarinya, dan ternyata dia sedang tidak bermimpi.
Ketika dia masih berusia 8 tahun, saat Ye Jiaqi ditinggal pergi oleh ibu tirinya, dia lalu menangis karena kelaparan di jalanan tanpa mengenal siapapun. Di saat itu Qiao Qinian datang. Laki-laki itu membungkukkan tubuhnya, menyodorkan permen dan membujuknya agar berhenti menangis.
Setelah itu, Qiao Qinian membawa Ye Jiaqi pulang ke rumahnya. Laki-laki itu tidak banyak berbicara, dia hanya berucap satu kalimat dan menyuruh Ye Jiaqi agar mengingat selamanya, "Selama ada aku, tidak ada orang yang mempermainkanmu."
Saat itu Ye Jiaqi termakan oleh ucapan Qiao Qinian. Dia merasa Qiao Qinian layaknya matahari yang mampu menghangatkan hatinya. Mendengar ucapan Qiao Qinian, Ye Jiaqi kecil merasa sangat terharu hingga menangis tersedu-sedu. Lalu langsung memeluk laki-laki itu.
Namun, Qiao Qinian yang mendapat 'serangan' dari Ye Jiaqi berusaha melepaskan dan mendorong Ye Jiaqi dari tubuhnya, tapi wajahnya tetap hangat. Ye Jiaqi berpikir, kalau bukan karena masalah 3 tahun lalu, dia benar-benar merasa kalau laki-laki ini selamanya akan melindungi dia.
Hidup bersama Qiao Qinian selama 12 tahun saat itu, mungkin perlakuan Qiao Qinian terlalu baik kepada Ye Jiaqi. Terlalu baiknya, hingga menciptakan sebuah ilusi konyol kalau Qiao Qinian juga menyukai dirinya. Dan kenyataannya, ilusi hanyalah sebuah ilusi. Dalam hati Qiao Qinian, Ye Jiaqi tidak lebih hanyalah seorang adik perempuan.
Setelah kejadian Ye Jiaqi naik ke kasur Qiao Qinian, laki-laki itu pasti merasa berada pada titik kebenciannya yang paling tinggi. Karena itu, keesokan harinya di pagi buta dia langsung pergi ke Inggris. Kemudian, ketika Qiao Qinian mengetahui berita kehamilan Ye Jiaqi, hal pertama yang dia lakukan adalah mengambil anaknya.
Memikirkan hal ini, entah mengapa membuat hati Ye Jiaqi terasa ngilu. Dia tidak sadar meletakkan kedua tangannya di perut kecilnya. Pernah ada nyawa kecil yang menempati perutnya selama 7 bulan. Selamanya dia tidak akan pernah melupakan hal ini. Tapi mau diapakan lagi, bayinya juga tidak akan kembali.
Semasa kehamilannya, Ye Jiaqi meninggalkan rumah Qiao Qinian. Dia tinggal seorang diri di luar sana. Ketika dia merasa sendiri, dia lalu mengusap perutnya dan mengajak bicara anak kecil yang ada dalam kandungannya. Nyawa kecil itu menemani Ye Jiaqi selama 7 bulan lamanya. Menemaninya dalam masa paling bahagia, dan masa paling sulit dalam hidupnya. Dia sangat menyayangi anaknya, dan merindukan pula kehadiran anaknya. Sangat...
Pandangan Ye Jiaqi seketika buram karena air mata yang memenuhi matanya. Dia pun mengusap matanya dan berusaha sekuat mungkin agar tidak meneteskan air matanya. "Tuan Qiao, anda jangan membuang-buang waktu dan uang anda untukku. Tidak ada hal yang anda dapatkan kembali," katanya dengan dingin. Suaranya terdengar sedikit serak, karena dia sedang berusaha untuk mengontrol emosinya kembali.
"Hal yang paling tidak kurang dari apa yang kupunya adalah waktu dan uang." jawab Qiao Qinian.
"!" Ye Jiaqi benar-benar ingin menampar laki-laki itu, sungguh. Jika benar-benar ingin mencari apa perubahan dari Qiao Qinian 3 tahun lalu, dia kini berubah menjadi orang yang tidak tahu malu. Dan juga, dia benar-benar seperti tanah dan air. Kebanyakan perempuan asing merasa tidak terkendali ketika berada dekat dengan Tuan Qiao. Apalagi, Tuan Qiao memiliki kemampuan adaptasi yang bagus.
"Lalu, Tuan Qiao setelah ini akan membawaku kemana untuk menghabiskan waktu dan uang itu?" tanya Ye Jiaqi.
"Kamar utama, kembali ke malam itu." jawab Qiao Qinian.
Wajah Ye Jiaqi seketika memerah. Kamar utama tidak lain adalah kamarnya, lalu malam itu… Wajah Ye Jiaqi langsung memerah kepanasan. Bahkan, AC di dalam mobil itu tidak membantu kecanggungannya saat ini. Setelah kejadian hal itu, tidak ada siapapun yang mengingatnya. Dia bahkan tidak akan mengingatnya, apalagi Qiao Qinian.
Ye Jiaqi kemudian berpikir, kalau bukan karena setelah kejadian itu dia hamil, mungkin dia dan Qiao Qinian selamanya akan menutupi dan tidak mengingat hal itu. "Tuan Qiao, aku tidak tahu anda berbicara apa. Tolong anda suruh sopir anda untuk menghentikan mobilnya, aku ingin kembali," tolaknya.
"Memangnya aku berbicara apa? Kok wajahmu memerah." tanya Qiao Qinian yang mencoba menggoda Ye Jiaqi dengan suaranya yang hangat.
Namun, Ye Jiaqi justru semakin canggung dan wajahnya semakin memerah seperti kepiting rebus. Malam itu dia mabuk berat, jadi dia sudah tidak terlalu ingat bagaimana rasanya pertama kali. Dia hanya tahu kalau itu sakit...
Ye Jiaqi ingat kalau dia tidak melepaskan pelukannya kepada Qiao Qinian. Dia benar-benar sama sekali tidak membiarkan Qiao Qinian lolos dari pelukannya. Sepertinya, dia juga merangkul pinggang Qiao Qinian, mengalungkan kakinya, memeluk laki-laki itu dengan erat, dan berkali-kali berkata 'lakukan sekali lagi'.
Sialan, bodoh sekali! batin Ye Jiaqi...