Saat Fang Chixia meminum anggurnya, ia merasakan ada sesuatu yang salah. Anggur yang ia ambil bermerk Margaret dan ia sudah pernah meminum anggur jenis ini sebelumnya. Namun, saat ia meminumnya kali ini, tubuhnya mendadak menjadi panas dan kepalanya menjadi pusing. Ia merasa seperti ingin pingsan.
"Kamu..." Fang Chuxia menatap Fang Rong dengan marah. Jari-jarinya mencubit lengannya sendiri agar dirinya tetap sadar. "Kamu mau merencanakan sesuatu lewat anggur ini."
"Xiaxia, apakah kamu terlalu banyak minum? Kenapa aku tidak bisa mengerti apa yang kamu katakan?" tanya Fang Rong sambil terus memandang Fang Chuxia dan berpura-pura membantunya. Kemudian, ia mengedipkan mata kepada pelayan yang ada di sampingnya. "Apakah kamu tidak bisa minum minuman beralkohol? Mari aku antarkan ke atas untuk beristirahat."
Rasanya Fang Chuxia ingin memarahi orang ini. Lantai atas? Memapahku berjalan dan mengantarkanku sampai ke tempat tidur? batinnya. Ia ingin sekali melawan, namun ia tidak memiliki kekuatan. Belum lagi, ada dua pria yang menahannya.
Karena Fang Chuxia terjebak tipu muslihat Fang Rong, kini ia menjadi mabuk dan berjalan sempoyongan. Ia tahu betul bahwa ia tidak bisa melawan Fang Rong dalam situasi seperti ini. Ia hanya bisa mengakalinya. Ia pun mengikuti rencana lelaki licik itu dengan berpura-pura mabuk dan mendorongnya berjalan keluar hotel sambil berkata, "Pulang... Aku ingin pulang!"
"Apanya yang pulang? Kondisimu sudah seperti ini. Lebih baik kamu beristirahat dulu," bujuk Fang Rong.
Fang Rong memberi isyarat kepada pelayan untuk menunjukkan jalan naik ke lantai atas. Ia terus memegangi Fang Chixia sepanjang jalan. Ia masih sedikit lebih kuat sehingga membuat Fang Chixia kesulitan untuk berjuang melepaskan diri.
Fang Chixia mengikuti mereka yang berjalan menuju lantai atas dan dengan tenaga yang tersisa, ia memikirkan cara untuk melepaskan diri. Mereka masuk lift dan lift pun perlahan-lahan naik hingga berhenti di lantai 15. Ketika pintu lift terbuka, Fang Rong membantunya berjalan sambil berkata, "Pelan-pelan, Xiaxia."
Fang Chixia terlihat mabuk. Namun, tatapan suramnya masih tampak jelas. Ia sekilas melirik salah satu pintu yang tertutup saat melewati deretan kamar. Ia pun menunjuk pintu itu dan berkata lembut seperti orang mabuk, "1573. Hehe. Aku suka kamar yang ini."
Setelah selesai berbicara, tanpa menunggu jawaban dari Fang Rong dan pelayan, Fang Chixia segera menggunakan sisa kekuatannya untuk membanting mereka satu persatu. Kemudian, ia cepat-cepat berjalan ke samping dan masuk ke kamar itu.
1573 adalah kamar yang istimewa karena nomor kamar ini memiliki arti khusus. Pintu kamar yang diukir dengan berlian membuatnya terlihat mewah dan sederhana. Hotel ini adalah hotel bintang lima sehingga orang yang tinggal di kamar ini pasti orang yang luar biasa. Alasan inilah yang membuat Fang Chixia menerobos masuk ke kamar ini. Meskipun ia tidak tahu orang seperti apa yang akan ia temui di kamar ini, ia tidak peduli. Bagaimanapun orang itu, akan lebih baik daripada berhadapan dengan Fang Rong yang sedang menunggunya di luar seperti seekor serigala.
Setelah masuk ke kamar 1573, Fang Chixia segera membanting pintu dan mengambil kuncinya. Tindakannya begitu tiba-tiba sehingga tidak ada yang mengira bahwa orang yang kelihatannya mabuk seperti itu bisa bertindak secepat itu. Fang Rong dan pelayan itu telah tertipu oleh akting mabuk Fang Chixia. Mereka yang mulanya santai kini menjadi waspada.
Mereka dibuat bingung sejenak dalam situasi yang seperti sekarang ini. Fang Rong sangat marah karena bebek yang hendak dimasak sudah terbang dulu sebelum ia sempat menyantapnya. Ia sudah merancang permainan ini dengan begitu hati-hati, tapi Fang Chixia terlebih dahulu melarikan diri sehingga ia tidak bisa mengambil keuntungan dari wanita itu. Saat ini, ia hanyalah merasakan kejengkelan.