Chapter (129)
...
"Hmm, dia memang tidak sabaran ya." Kata dokter Isal.
"Iya, dokter, dia memang seperti itu! Maaf ya dokter, kalau begitu aku duluan." Seru Andin yang merasa tidak enak, dan berpamitan dengan dokter Isal, untuk menghampiri Dicky yang sudah tidak sabaran.
"Iya, Andin, silakan!" Jawab dokter Isal yang mengerti.
Lalu Andin mulai berjalan pergi menghampiri Dicky yang sudah menunggu nya, dengan langkah kaki nya yang cepat.
"Ternyata banyak saingan ya!" Ucap dokter Isal lirih, sambil masih menatap Andin.
"Kamu ini, kenapa lama sekali? Siapa pria di sana? (sambil menunjukan tangan ke arah dokter Isal, yang sudah mulai berbalik, dan berjalan pergi)
"Aku mengobrol sebentar, karena dia menyapa ku. Itu, dia adalah dokter Isal, yang mengantar aku ke rumah sakit tadi." Jawab Andin yang memberitahu.
"Oh, itu dokter Isal. Kelihatan nya dia masih sangat muda. Seperti seumuran dengan ku dan Dipta." Jawab Dicky yang berpikir demikian.