Chereads / Guntur & Shabi / Chapter 17 - Permintaan Shabi.

Chapter 17 - Permintaan Shabi.

Happy Reading

----------------------

"Gue cinta sama lo, jadi cowok gue ya?" Aruni tanpa malu meminta cowok keren didepan-nya sebagai pacar.

Bermanja ria, berusaha menarik perhatian sang gebetan.

Siapa lagi kalau bukan Guntur.

Iya, Aruni memutuskan untuk menembak Guntur.

Saat mereka tengah berduaan di pojok sekolah.

Cewek ini gak mau menunda lama, bisa-bisa keduluan cewek lain.

Guntur tersenyum.

Tak ada raut terkejut karena dia tahu bahwa teman kecil-nya ini memang sering membuat pengakuan cinta tapi baru kali ini nembak.

"Mau jawaban jujur apa klise?" Guntur bukan menjawab malah membuat pilihan.

Mengedipkan sebelah matanya, menyeringai.

Memegang dagu Aruni.

Aruni jadi kesal.

Cewek cantik ini tersenyum nakal, memainkan ujung rambutnya.

"Gue mau jawaban YA." sambung cewek cantik itu dengan nada menggoda, menyingkirkan tangan Guntur.

Mendorong Guntur ke dinding...

Mencium Guntur secara paksa dan tak disangka ternyata cowok itu malah membalas.

Mereka berciuman penuh gairah bahkan hingga menciptakan suara.

Mereka saling melumat bibir masing-masing.

Kedua tangan Aruni melingkar pada leher Guntur.

Guntur melepas ciuman-nya akhirnya.

Padahal Aruni masih mau melanjutkan ciuman mereka yang begitu panas.

Meski dongkol Aruni tidak protes.

"Jadi kita pacaran dong?Lo terima gue kan?" wajah Aruni benar-benar senang karena ciuman hot mereka tadi.

Guntur membelai rambut Aruni dengan raut muka biasa tak sebahagia apalagi berbunga-bunga seperti cewek cantik itu.

"Gue nggak bisa, Anggap aja ciuman kita tadi tanda maaf gue karena udah nolak lo. Gue lebih nyaman kita temenan aja."

"Kenapa lo nggak bisa ?apa kurangnya gue si?kasih gue alesan masuk akal!" penuh emosi Aruni melakukan protes.

Memukul dada Guntur dengan kepalan tangan-nya.

Dan tak ada perlawanan dari cowok itu.

Aruni sudah hilang kendali bagai orang gila.

"Okey...Alesan jujur gue yaitu karena lo bukan tipe gue dan alesan klise gue karena gue lebih nyaman kita temenan aja,Puas!"

Kali ini Guntur yang emosi.

Dia mendorong Aruni agar menjauh, berhasil.

"Terus tipe lo kayak apa?Gue bisa kok jadi cewek seperti yang lo mau." serang Aruni cepat dengan nada sewot.

Mengatur nafas agar tetap normal.

Guntur membentuk seringaian pada ujung bibirnya.

"Asal lo tahu...Gue nggak punya tipe cewek tertentu, saat gue pacaran atau menikah nanti karena memang gue ngerasa dia yang gue mau dan bikin gue jatuh cinta."

Dan Guntur melangkah pergi...

-

-

-

Shabi sedang asik membaca novel jadi tak sadar bahwa Guntur sudah duduk disampingnya.

Cewek ini tengah asik memakan coklat, tepat didepannya ada sekantong cemilan.

Melihat Shabi sesekali tertawa saat membaca menjadi hiburan tersendiri untuk cowok itu.

"Jadi calon istri gue lagi asyik baca novel sambil ngemil." Guntur memcium sebelah pipi Shabi.

"Ih apa-apan si pake acara cium gue, ganggu aja." protes Shabi kesal, melotot lalu melanjutkan membaca sambil makan coklat yang hampir habis.

Seperti biasa tak ada kalimat penawaran atau bujukkan yang keluar dari mulut Shabi seperti saat makan atau minum sesuatu.

Mau gak?

Coba deh, enak lho.

Sini gue suapin

Berbanding terbalik dengan Guntur saat berada dalam posisi Shabi, Dia akan selalu menawarkan atau membujuk pacarnya ini ikut makan atau minum.

Guntur merasa bahwa dia terlalu BUCIN pada pacarnya itu.

Demi Shabi...

Guntur rela sedia 24 jam/hari, kapanpun pacarnya itu butuh bantuan.

Mengalah...

Iya , Meski Shabi yang salah pada akhirnya Guntur ngalah dan enggan memperpanjang persoalan agar mereka tak ribut.

Dan masih banyak hal lain...

Benar kata orang...

Siapa paling mencintai dalam suatu hubungan bakal lebih banyak makan hati dan berkorban.

Dan Guntur adalah seorang Bucin dalam hubungan mereka.

Guntur tidur dipangkuan Shabi, menatap wajah pacarnya yang fokus membaca.

Mengambil novel dari tangan sang pacar, untung Shabi gak marah atau sewot.

"Stop baca, Gua mau ngomong." kata Guntur serius.

Menaruh novel Shabi disamping-nya.

Shabi mengikuti perintah Guntur tanpa protes.

Itulah salah satu alesan cowok itu makin sayang.

Kedua saling berpandangan, Guntur tanpa buang waktu menarik teguk leher cewek cantik itu lalu melumat bibirnya.

Mereka berciuman lama...

"Nanti malam gue mau kenalin lo sama kaka gue juga istrinya karena mereka bakal jadi saksi pernikahan kita, Dandan cantik."

Mendengar pengumuman itu Shabi terkejut, jujur dia gugup.

"Kaka sama kaka ipar lo kok bisa tahu kita bakal nikah? Bukannya kita mau nikah Backstreet." Shabi menggerutkan dahi bingung.

Guntur menganggukkan kepala, mengelus dagu Shabi.

Masih asik tidur dipangkuan Shabi.

"Gue mau mereka jadi saksi pernikahan kita dan gue mau kakak gue hadir dihari spesial adik kandung-nya ini."

Shabi mengerti lalu terdiam.

Menarik nafas kemudian menghembuskannya.

Bagaimana jika nanti kaka Guntur bertanya seputar keluarga terutama orangtua?

Apa yang harus dia katakan?

Tiba-tiba i-phobe Guntur berbunyi tanda ada masuk chat.

Dan ternyata dari Aruni.

Tanpa sengaja Shabi membaca isi chat pada layar Hp.

I-phone Guntur memang terletak tepat disamping Shabi.

Sedangkan cowok itu masih gak ngeh ada chat masuk karena tengah mendengarkan lagu memakai earphone bluetooth.

[ Aruni:

Guntur, gue sayang lo dan gue bahagia banget pas kita ciuman tadi.]

Tangan Shabi mengambil i-phone milik Guntur.

Shabi mencabut earphone bluetooth Guntur.

"Gimana rasanya ciuman sama Big Fan lo nomor 1?pasti enak."

Guntur terkejut...

Menyadari bahwa I-phonenya ada digengaman tangan Shabi, cowok itu panik.

Penuh emosi Shabi mendorong Guntur, mengembalikan Hp cowok itu kemudian pergi tanpa mau mendengarkan penjelasan.

"Shit!!" gerutu Guntur mengacak rambut.

-

-

-

Abeng memeluk tubuh naked Vivian dari belakang, mereka baru selesai bercinta setelah dua jam penuh bergulat dalam gairah dengan aneka macam gaya dan pencapaian klimak yang luar biasa memuaskan.

Sudah sebulan lebih Vivian pindah ke kondominium milik Abeng, tidak ada hari tanpa bercinta.

Abeng sudah benar-benar terjerat dalam pesona Vivian.

Memenuhi kebutuhan wanita cantik dan seksi tersebut.

Uang jatah bulanan dari orangtua sekaligus penghasilan-nya sebagai selebgram yang sering menerima endors bisa memanjakan Vivian.

Pacar tercintanya.

"Shabi masih marah juga kesal sama aku, Vi. Telpon dan chat aku nggak direspon sama sekali." kata Abeng terdengar putus asa.

Vivian membalikan badan...

Membelai wajah ganteng kekasih tercinta-nya sekaligus sahabat dari anak-nya ini.

Iya..

Hanya Abeng yang membuat Vivian merasa dicintai dengan tulus sekaligus merubahnya menjadi pribadi lebih baik.

"Maaf ya, Gara-gara aku hubungan persahabatan kalian jadi berantakan. Nanti kalo orangtua kamu tahu tentang kita mereka juga bakal nentang dan benci aku."

Wanita berusia 34 tahun dan masih sangat menarik ini tertunduk lemas.

Abeng yang berusia 17 tahun sedih melihat pacarnya merasa bersalah.

"Pokoknya kita harus buktiin sama mereka cinta kita itu murni, Ok"

Dan mereka berciuman...

-

-

-

Plak.

Satu tamparan keras mendarat  disebelah pipi Guntur, Meninggalkan tanda merah.

Tamparan Shabi luar biasa sakit.

"Gue kira lo udah berubah, ternyata gue yang terlalu PD."

Guntur mengusap bekas tamparan Shabi, mencoba mengotrol emosi.

"Just kissed no more, Dan itu nggak berarti apapun."

"Enteng banget lo ngomong gitu, Berarti gue juga nggak masalah ciuman sama cowok lain? Kan just a kiss."

Mendapatkan pertanyaan gitu Guntur jadi dongkol.

Cowok itu mengacak rambut.

"Sha, Tadi siang Aruni nembak gue dan gue tolak. Gue juga bingung sendiri kok bisa-bisanya gue nyium dia?"

Penjelasan Guntur sama sekali tak memuaskan.

Shabi benar-benar marah.

Ingin rasanya berteriak, Menghajar Guntur tapi dia merasa percuma.

Toh itu sudah terjadi dan Guntur juga terlihat menyesal.

"Gimana rasanya ciuman sama Aruni?Harusnya enak dong?" Sindir Shabi penuh makna sindirin.

Guntur mencoba meraih jemari Shabi, dan cewek itu langsung menepis.

"Lebih enakan ciuman sama lo, Gue minta maaf Sha. Apa perlu gue call Aruni biar lo puas?"

Shabi diam.

Guntur mengambil I-Phone 11 miliknya mencari kontak Aruni kemudian menelpon cewek itu, tak butuh lama Aruni mengangkat telpon Guntur.

Guntur sengaja mengaktifkan speaker phone.

*Run, Apa maksud lo chat kayak gitu?! Gue kan udah bilang anggap aja itu permintaan maaf karena nolak jadi pacar lo artinya ciuman kita nggak ada artinya buat gue. Ngerti..."

Guntur mengeluarkan emosi, membentak cewek diseberang telpon.

*Tapi lo suka kan? Buktinya aja lo nutup mata sambil mainin lidah selama kita ciuman.(Dengan nada santai Aruni menyindir balik)

Shabi tertawa tanpa suara, menggelengkan kepala mendengar ucapan Aruni.

Guntur salting.

*Itu karena gue terbawa suasana aja, Pokoknya gue nggak pernah cinta apalagi tertarik sama lo, Ngerti!

*Guntur, please kasih gue kesempatan buat jadi pacar lo.(Aruni memohon)

*Nggak, Gue nggak mau dan stop ngarepin cinta gue!Gue nggak bisa cinta sama lo, Ngerti!"

Telpon terputus...

Shabi memejamkan mata beberapa saat lalu membuka matanya diiringi tatapan marah.

Guntur pucat.

"Please, Maafin gue dan gue janji nggak bakal ulangi kesalahan. Gue bakal lakuin apapun asal lo maafin gue."

"Apapun?" Beo Shabi

Guntur segera menganggukkan kepala. "Asal lo bisa maafin, Gue janji bakal lakuin apapun yang lo mau"

Memeluk Shabi erat, cewek itu melepaskan pelukan Guntur.

Shabi mengajak untuk membuat janji kelingking, Guntur pun setuju.

"Janji , Apapun yang gue mau lo harus kabulin?"

Guntur mengiyakan, cowok itu benar-benar kalut sekarang.

Dia cuma mau Shabi memaafkannya.

"Iya Janji, langsung gue kabulin."

Shabi tersenyum senang, mengecup bibir Guntur. 

"Gue mau kita putus dan lo jangan ganggu hidup gue lagi."

Tbc

Ps : Hari ini dapet ide langsung ngetik dan uploaded.