Gadis itu menatap seorang pemuda yang menatapnya tajam dengan takut,kakinya lemas dan jantungnya berdegup cepat, terlihat sekali sorot ketakutan dimatanya
"Jangan panggil gue Bara" nada yang rendah tetapi tajam itu semakin membuatnya takut
"Bara.." lirih gadis itu memberanikan diri
Kesalahannya adalah membuat seorang Arsa menjadi Bara yang menyeramkan, gadis itu tau jika ini adalah kesalahan yang fatal, tetapi..
"Stela.." geram Bara menatap Stela tajam
"Jangan panggil gue Bara"
Dimatanya seorang Arsa terlihat asing, cukup jauh berbeda dengan Arsa yang dikenalnya
Stela menggeleng lemah "Lo Bara bukan Arsa" lirihnya lemah
Bara menatap Stela tajam terlihat sekali Stela ketakutan, Bara maju mendekati Stela
Stela mundur ketika Bara maju mendekatinya hingga punggungnya menyentuh tembok,dia sudah tidak bisa lari
Bara mengungkung tubuh Stela dengan kedua tangannya, dia membisikan sesuatu yang membuat kaki Stela semakin lemas dan jantungnya semakin berdegup cepat
"Lo mau lihat seorang Bara memperlakukan wanita yang sangat berbeda dengan Arsa" bisiknya tepat ditelinga kanan Stela dengan nada rendah yang menusuk
Stela menggeleng pelan, air matanya sudah bercucuran, dia menahan tubuh Bara agar tidak terlalu dekat dengan tubuhnya
Bara menatap datar Stela "kenapa? Bukannya ini yang lo mau?" Tanyanya
Stela menggeleng lemah, air matanya terus berjatuhan, isak tangisnya terdengar kecil
Bara menatap sorot mata Stela yang ketakutan, dia seharusnya tidak membuat gadisnya takut seperti ini. Rasa bersalah itu menyergapi hatinya
"Kenapa takut?" Tanyanya
Stela mendongak menatap Bara dengan mata sembapnya, tatapan Bara sudah berubah tidak tajam lagi,hatinya terenyuh melihat sorot bersalah dimata Bara. Bara selalu ada untuknya dan Bara segalanya baginya.
Bara memeluk tubuh Stela dengan rasa bersalah dihatinya, seharusnya dia tidak membuat Stela menangis ketakutan.
Stela membalas pelukan Bara, isak kecil tangisnya masih terdengar
"Arsa.." lirihnya pelan di dada Bara yang masih terdengar oleh Bara
Bara semakin mengeratkan pelukannya mengecup pelan rambut kecoklatan milik Stela "Maaf" gumamnya
Stela mengeratkan pelukannya seakan takut kehilangan, dia semakin menenggelamkan kepalanya di dada bidang Bara yang membuatnya sangat nyaman. Bara adalah miliknya.