Rachel berkacak pinggang mengamati dua lukisan berbeda di depannya, kedua kanvas di sana sama-sama perlihatkan goresan cat minyak yang membentuk sebuah bunga. Rachel hanya bingung memilih salah satu yang ingin ia bawa ke Jakarta untuk dipajang di kamar kost, sudah tiga hari belakangan Rachel tak keluar rumah setelah sibuk bergelut dengan kanvas dan kuas di ruangan khusus untuk tempat melukis. Sama sekali tak ada rasa jenuh hinggap, sebab melukis adalah bagian dunianya, warna-warna itu menjadi gradasi yang cantik untuk Rachel tatap, tidak membosankan.
Sore itu lukisan bunga mataharinya baru selesai, bahkan tangan-tangan Rachel masih kotor oleh cat minyak, sedangkan kondisi empunya sudah seperti gadis yang belum mandi seharian. Rambutnya masih dicepol dan sedikit berantakan di beberapa sisi ketika angin yang merasuk lewat jendela terbuka ruangan itu sudah menggoyangkan helai demi helai rambut Rachel hingga menjuntai.