***
Sejak pulang hujan-hujanan sore tadi, Rachel tak keluar dari kamar hingga pukul sembilan malam, padahal Mili sudah menunggunya untuk makan malam bersama Sagara, tapi anak gadisnya itu sama sekali tak keluar kamar dan menguncinya dari dalam.
Mili sempat berpikir kalau Rachel mungkin tengah beristirahat, tapi ia mulai khawatir saat ketukan pintu darinya sama sekali tak dijawab Rachel. Wanita itu masih setia berdiri di depan kamar sang putri, rautnya kentara cemas, ia terus sebut nama Rachel.
Terdengar suara kunci diputar hingga kenop bergerak dan pintu terbuka sedikit, Mili makin khawatir saat dapati wajah Rachel begitu pucat.
"Kamu sakit, Hel?"
Rachel menggeleng. "Enggak kok, ini cuma—"
"Bunda nggak percaya." Mili buka pintu lebih lebar dan dekati sang putri, ia tempelkan punggung tangan kanan pada kening Rachel sebelum akhirnya mengernyit. "Ini beneran demam, Rachel. Kenapa nggak bilang ke bunda kalau kamu sakit, pantas aja ditunggu makan malam nggak keluar-keluar."