***
Karang menatap beberapa foto yang membuatnya mengulas senyum, foto Pelita bersama gadis cilik bernama Clara saat bermain pasir pantai di Bali beberapa waktu lalu. Ada senyum sederhana terukir di sana, senyum yang membuat siapa-siapa lupa segalanya, senyum yang tak ingin dipudarkan meski waktu harus melumpuhkan.
Karang menatap keadaan sekitar ruang kerjanya di rumah, ia berharap suatu hari tawa anak kecil akan mengisi kekosongan rumah itu, masih perlu delapan bulan lagi agar si kecil terlahir ke dunia. Karang memasang tiga buah foto Pelita dan Clara pada beberapa pigura, lalu ia meletakannya dua di nakas dan membawa satu keluar ruang kerjanya.
Karang melihat Pelita yang sibuk bersila di sofa depan televisi seraya memangku laptop, besok wanita itu sudah harus berangkat KKN ke Bandung, ke desa terpencil yang serba minim fasilitas. Rasa khawatir itu jelas ada, tapi Karang tak bisa berbuat lebih, jika ia boleh berada di sisi Pelita setiap hari pasti akan Karang lakukan.