PROLOG
Pahlawan...banyak profesi yang menggambarkan sosok pahlawan tersebut salah satu contohnya guru. Mungkin kebanyakan orang akan setuju dengan pernyataan tersebut, tetapi definisi pahlawan menurutku sedikit berbeda, menurutku pahlawan itu adalah seseorang yang dengan gagah berani memberi bantuan walaupun nyawa taruhannya, ketika membayangkan sosok pahlawan yang terlintas dipikiranku adalah seorang ksatria berzirah yang memegang pedang yang dengan gagah berani menumpas kejahatan, mungkin bagi orang lain definisi tersebut hanyalah sebuah bualan dari orang yang suka berkhayal, tapi mungkinkah itu menjadi kenyataan?
---------------------------------------------------------------------------
CANDOR HIGH SCHOOL
9.25
"Hey bodoh apa pukulanku sekarang terasa lebih sakit dari kemaren?"
"Berisik,suatu saat aku akan membalasmu"
"Terus saja membual..... sebelum bel masuk bagaimana 1 pukulan kasih sayang lagi"
Sial kasih sayang macam apa itu apa orangtuamu memberi kasih sayang dengan cara seperti itu
Bruakk*
"Hahahaha Sudah kuduga kau hebat Ken dia sampai terpental"
"Yah..... dengan pukulanku semua orang tidak akan berani melawanku"
Kring* Kring*
"Ken ayo kita ke kelas bel berbunyi"
"Oke ayo lagipula aku sudah puas,selamat tinggal pecundang"
Pecundang kah..... Yah itu memang cocok bagiku lagipula ini sudah menjadi kebiasaanku di pukuli oleh mereka, kalau begini bagaimana menjadi pahlawan menjadi orang yang hidup dengan tenang saja tidak bisa, sial jika saja dia tidak berbadan besar mungkin sudah kuhancurkan muka sombongnya.
---------------------------------------------------------------------------
Ruang Kesehatan (UKS)
09.45
"Sakitttt, pelan pelan kalau mengobati luka orang tahu"
"Bukannya pahlawan tidak merasakan sakit ya Hahahaha"
"Sudah kubilang jangan mengungkit-ungkit soal pahlawan itu kan masa lalu"
"Masa lalu? ,bukankah sampai sekarang kau masih sering berkhayal tentang pahlawan"
"Berisik"
"Luka ini, kau pasti berkelahi lagi kan?"
"Yah mau bagaimana lagi aku ini kan seorang pria"
"Hahahaha,pria yang suka mengeluh kalau diobati mana bisa disebut pria"
"Dasar menyebalkan"
Yah walaupun dia memang sedikit menyebalkan tapi dia temanku, lagipula rumah kami bersebelahan jadi aku selalu bersama dia sejak dulu, kalau aku bukan teman masa kecilnya mana mungkin aku diobati oleh seorang wanita seperti dia
"Oh Vaan mau pulang bersama lagipula aku tidak punya urusan"
"Tidak, duluan saja ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu"
"Pasti sesuatu yang kau lakukan itu adalah memainkan kayu dan mengejar seekor kadal"
"Hey, berhentilah mengolok-olok masa laluku"
*Kring kring*
"Bel kah cepat sekali, lebih baik aku kelas"
"Tapi lukamu belum semua diobati?"
"Luka seperti ini tidak membuatku kesakitan sama sekali, kau tidak pergi ke kelas?"
"Duluan saja, masih ada yang harus aku kerjakan lagipula hari ini adalah bagianku piket"
"Baiklah, aku pergi duluan"
---------------------------------------------------------------------------
13.20
Kring* Kring*
Akhirnya..... bagi orang sepertiku suara bel pulang sekolah adalah sebuah simbol perdamaian, yah karena sejak dari dulu aku tidak terlalu suka hal hal tentang sekolah, bahkan seseorang yang bisa kupanggil teman saja hanya beberapa orang.
Sebelum pulang aku selalu menyempatkan diri pergi ke bukit di dekat rumahku, yah karena sejak dulu aku sering bermain disana jadi aku merasa punya ikatan dengan tempat itu, dan tempat tersebut membuatku bisa melupakan kejadian kejadian buruk yang terjadi disekolah
---------------------------------------------------------------------------
Verdant Hill
Aku melihat keatas langit,hembusan angin terasa menyejukkan, situasi semacam ini selalu membuatku mengantuk
Bagaimana jika....
Bagaimana jika khayalanku menjadi kenyataan apakah aku akan merasa bahagia? atau sebaliknya?
Saat aku memikirkan hal hal tidak penting tersebut, air menetes ke wajahku
Saat aku membuka mata, langit terlihat gelap, mungkin pertanda sesuatu yang buruk terjadi, kuharap si Kenny dan teman temannya tersambar petir
Saat aku ingin pergi, aku melihat sesuatu yang bersinar dari langit dan jatuh tidak jauh dari tempatku, tanpa berpikir panjang akupun mencari sesuatu yang bersinar tersebut
Akupun melihat kalung tergeletak di tanah dan seketika hujan deras mulai turun, akupun mengambil kalung tersebut dan berlari menuju rumahku
---------------------------------------------------------------------------
Vaan House
15.20
"Aku pulang"
...........
"Kemana yang lain?"
Akupun segera mengganti baju basahku dan bergegas menuju kamar
....
15.30
Akupun mengamati kalung yang kutemukan tadi
Kalung tersebut memiliki pola yang aneh dan dibagian tengah kalungnya ada lubang kecil
Saat aku mengamati kalung tersebut terdengar suara pintu terbuka, akupun keluar kamar
"Vaan kau dirumah"
"Iya Bu"
"Untung kau cepat pulang, diluar sepertinya akan ada badai"
"Bu Bu badai itu apa?"
"Vinra kau tidak tahu badai? badai itu adalah saat dimana monster monster berkeliaran keluar mencari anak kecil yang cengeng"
"Benarkah?"
Tak seperti yang kuduga responnya biasa saja kukira dia akan menangis
"Tentu saja tidak, kakakmu itu cuman bercanda"
"Ooh bu bagaimana dengan ayah? Bukannya sebentar lagi sepertinya badai akan datang"
"Ayahmu hari ini piket kerja, jadi tidak akan pulang, dia akan baik baik saja"
---------------------------------------------------------------------------
16.20
Suara hempasan angin sangat kencang disertai turunnya hujan, langit pun menghitam dan entah mengapa membuatku merasa tidak nyaman
Saat aku sedang menatap langit yang gelap akupun merasakan sesuatu yang hangat di dadaku tepatnya dari kalungku
Saat aku melepaskan kalung tersebut dan mengamatinya, lubang kecil dibagian tengah kalung tersebut mengeluarkan cahaya putih
Suara petir menyambar sangat kencang beberapa kali dan saat kilatan petir terlihat, pola aneh yang berada di kalung kini ikut bercahaya dan cahaya tersebut meluas sampai yang aku lihat hanyalah cahaya putih.
Saat cahaya putih tersebut menghilang dan mataku sudah tidak tertutup cahaya putih, yang aku lihat disekelilingku ruangan yang terbuat dari batu dan dipenuhi lumut dan tepat di depan mataku ada sebuah patung ksatria lengkap dengan zirahnya dan menancapkan pedangnya ke lantai
"Hah, mimpi yang tidak buruk"
Akupun mendekati patung tersebut
Saat aku melihat patung itu dari dekat aku melihat sebuah kalung yang persis seperti yang kutemukan bahkan mempunyai pola yang sama.
Saat aku menyentuh kalung tersebut
Tiba tiba semua yang aku lihat berubah menjadi warna putih.
Aku melihat seseorang dari kejauhan memakai zirah lengkap dengan pedangnya hanya saja tidak memakai helm.
"Mimpi yang keren"
Sudah beberapa kali aku bermimpi tentang sesuatu seperti ksatria tapi kali ini sangat keren, kuharap aku tidak dibangunkan oleh alarm ku