Chereads / Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 155 - RENCANA ANGEL 2

Chapter 155 - RENCANA ANGEL 2

Entah kenapa Angel melontarkan semua kata-kata menjijikkan itu, semua itu meluncur begitu saja dari bibirnya. Kesedihan, kemarahan dan kekecewaan di dalam dadanya ingin dia lampiaskan dengan bercumbu hingga lelah bersama suaminya.

" Cukup, Angel! Aku tidak mau membahayakan calon anak kita!" kata Revan setelah 3x dia meluncurkan laharnya ke rahim Angel dan Angel berusaha memancing birahinya lagi dengan memegang miliknya.

" Tapi aku belum puas, Mas!" kata Angel dengan mata dan hati yang berkabut. Dia masih merasa sakit di dadanya, tiba-tiba dadanya terasa nyeri dan dia memutar tubuhnya untuk menghindari bertatap mata dengan Revan. Dia tidak mau jika sampai Revan tahu kesakitannya dan menyuruhnya menggugurkan anak mereka, karena dia tahu pasti jika Revan akan melakukan itu.

FLASHBACK ON

" Bayi yang lucu, ya, Van!" kata Angel saat dia bersama Revan melihat bayi teman Revan yang baru saja lahir di RS.

" Kamu suka?" tanya Revan.

" Tentu saja, sayang!" jawab Angel manja lalu memeluk lengan Revan.

" Kita akan membuatnya sebanyak yang kamu mau setelah kita menikah!" bisik Revan.

" Aku mau anak yang banyak, Van!" jawab Angel.

" Hahaha! Kamu sanggup melahirkan mereka?" tanya Revan memeluk pinggang Angel.

" Tentu saja, Van! Karena aku sangat mencintai dan mengagumimu, sayang! Aku akan melahirkan anak sebanyak yang kamu mau!" kata Angel dengan tatapan mesranya.

" Aku hanya ingin 2 anak saja, sayang!" kata Revan mengecup bibir Angel lembut.

" Tapi aku ingin anak yang baaaaanyak sekali!" sahut Angel merajuk.

" Iya! Aku ikut kamu saja! Asal anak kita tidak bernasib sama dengan dia!" kata Revan mengarahkan matanya ke bayi tadi.

" Kenapa bayi itu?" tanya Angel.

" Istri temanku itu memaksa hamil saat diketahui dia menderita penyakit jantung! Mereka tahu saat usia kehamilan baru 3 minggu! Dan temanku menyuruh menggugurkannya karena tidak mau kehilangan istrinya tapi istrinya memaksa dia!" tutur Revan.

" Kasihan sekali! Apa yang kamu lakukan jika aku mengalami itu?" tanya Angel.

" Kamu harus merelakan dia, sayang! Aku tidak mau kehilangan kamu!" kata Revan memeluk erat Angel.

FLASHBACK OFF

" Angel!" panggil Revan memeluk Angel dari belakang. Angel masih terdiam karena rasa nyeri dan sesak itu masih sedikit dirasakannya.

" Aku tahu kandunganmu kuat, tapi aku sangat menginginkan anak ini! Aku membutuhkan penerus untuk perusahaanku!" kata Revan lagi.

" Peluk aku!" kata Angel pelan tapi cukup terdengar di telinga pria tampan itu. Kemudian Revan memeluk erat Angel di perut lalu mengecup pundak polos Angel. Angel merasakan kehangatan dan kenyamanan dalam pelukan Revan. Ingin rasanya dia menghentikan waktu agar selamanya bisa seperti ini dengan Revan.

" Kita akan melakukannya lagi besok! Aku janji!" bisik Revan.

" Jangan tinggalkan aku apapun yang terjadi!" kata Angel memegang tangan kekar Revan.

" Tidak akan! Aku akan selalu bersamamu!" kata Revan.

" Berjanjilah!" kata Angel tidak yakin. Revan sedikit heran melihat sikap istrinya belakangan ini, tapi dia sudah berjanji untuk mencoba membangun keluarga dengan Angel dan calon anaknya.

" Aku janji!" jawab Revan lembut.

Keesokan harinya Revan telah bangun terlebih dahulu dan pergi ke ruang Gym untuk melakukan olahraga seperti biasa, tapi di hari libur dia sedikit memperlama olahraganya guna membentuk tubuhnya agar selalu sehat dan terlihat bagus.

" Tubuh Pak Revan sudah lebih bagus!" kata Personal Trainer yang khusus di sewanya.

" Apa aku masih harus meminum vitamin itu?" tanya Revan.

" Masih, Pak! Karena masih ada beberapa otot dan tubuh yang harus disempurnakan!" kata Personal Trainer itu.

" Sayang!" panggil Angel yang telah berdiri di pintu Gym dengan masih memakai pakaian tidurnya. Revan memutar kepalanya melihat Angel, dia meraih barbel yang ada di dekat kakinya dan memakainya untuk latihan.

" Kamu sudah bangun?" tanya Revan. Glekkk! Angel menelan salivanya melihat tubuh berotot dan basah suaminya yang begitu seksi.

" Apa kamu akan berdiri disana terus?" tanya Revan yang tahu jika istrinya pasti sedang kagum melihat tubuhnya.

" Saya permisi dulu, Pak Revan!" kata Personal Trainer itu.

" Iya! 15 menit?" tanya Revan.

" Iya, Pak!" jawab Personal Trainer itu meninggalkan tempat latihan.

Angel mendekati suaminya yang hanya mengenakan celana dalam segitiga itu dan memeluknya.

" Aku berkeringat!" kata Revan.

" Aku suka saat kamu seperti ini!" jawab Angel mencium aroma keringat suaminya lalu meraba dada suaminya.

" Jangan memancingku, sayang! Aku sedang olahraga!" kata Revan memegang tangan Angel.

" Aku nggak rela ada wanita lain yang melihat semua ini apalagi menyentuhnya!" kata Angel posessif.

" Hahahaha! Aku bukan pria seperti itu, sayang! Aku tidak muda lagi!" kata Revan.

" Tapi kamu sangat sempurna bagi semua wanita diluar sana, Mas!" rajuk Angel sebel.

" Kamu nggak usah takut, karena aku hanya akan polos di depanmu!" bisik Revan mengecup rambut Angel yang telah menempelkan kepalanya di dada Revan.

" Aku mau bicara, Mas!" kata Angel. Revan melepaskan pelukan Angel dan meletakkan barbelnya. Dia duduk di bench press dan meminum air mineral yang ada di dekat situ.

Angel melihat leher kokoh suaminya yang sedang minum dan membuat hasratnya terpancing.

" Tentang?" tanya Revan saat selesai minum. Angel terkejut dan mencoba untuk kembali fokus.

" Aku ingin kita pindah dekat Kak Reva!" kata Angel. Sebenarnya Revan sangat terkejut mendengar permintaan Angel, karena dia tidak mau lagi masa lalunya mengganggu masa depan mereka.

" Kenapa kamu tiba-tiba memintanya?" tanya Revan mencoba bersikap sewajarnya.

" Aku tidak mau sendirian di rumah! Jika dekat dengan Kak Reva dan keponakan-keponakanku, aku bisa kerumah mereka!" jawab Angel.

" Kan ada banyak orang disini!" kara Revan mencoba merubah keinginan Angel.

" Tapi aku ingin bersama keluargamu, Mas! Please! Baby kita yang meminta!" kata Angel menjadikan calon anak mereka sebagai alasan. Revan tersentak karena ucapan Angel tentang calon anak mereka.

" Aku pikirkan dulu! Pekerjaanku masih banyak disini!" kata Revan.

" Jangan lama-lama, ya, Mas! Aku ingin kita pindah lusa!" kata Angel.

" Apa?" teriak Revan kaget.

" Iya! Aku ingin anak kita merasakan senang di dalam sini karena memiliki saudara sepupu yang hebat-hebat!" kata Angel lalu duduk di pangkuan suaminya.

" Tidak! Kita pindah setelah kamu sudah melewati trimester pertama!" kata Revan.

" Jadi kamu setuju?" tanya Angel antusias. Revan merasa termakan ucapannya sendiri. Tapi dia'kan tidak tinggal disana! Dia pasti tinggal dengan suaminya! batin Revan.

" Belum!" jawab Revan. Angel mengusap acak dada suaminya, dia memainkan benda kecil yang berada disitu.

" Kamu belum memberikan janjimu tadi pagi!" bisik Angel.

" Hmmmm!" Revan menggeram merasakan dadanya dimainkan. Angel lalu melumat bibir suaminya tanpa menunggu persetujuan Revan. Revan tahu apa maksud dari istri kecilnya itu, dengan senang hati dia melayani hasrat istrinya itu di bench press yang mereka duduki.

" No! Jangan!" kata Revan saat Angel ingin memasukkan milik Revan dari atas.

" Aku mau, sayang!" rengek Angel.

" Itu bahaya, sayang!" kata Revan yang mengangkat Angel hingga membaringkan dia disana.

" Mas..."

" Dibawah ato nggak!" kata Revan tegas. Angel kemudian terdiam, dia tidak berani melawan jika Revan sudah bivcara dengan wajah dingin seperti itu. Kemudian Revan memacu tubuhnya perlahan dan membuat Angel mendapatkan beberapa kali pelepasan dan tiba-tiba,

" Akhhhh, Massss! Perutku..."

Revan terkejut dengan rintihan Angel, lalu dengan cepat dia menarik miliknya dan mengangkat tubuh Angel ke kamar. Dia lalu menelpon Dominic dengan cepat, sementara Angel memegangi perut bagian bawahnya.