Calista bisa merasakan napas dari Razvan yang begitu panas. Kedua wajah yang saling berdekatan dengan tatapan kebencian.
Tangan Razvan masih memegangi erat pingul Calista, dia tidak peduli dengan sang Ratu yang basah dan bersama dengannya dalam satu bak mandi.
"Apa yang kau pikirkan, Calista? Kenapa kau menatapku dengan kebencian seperti itu?" tanya Razvan dengan ekspresi wajah datar, tapi tatapannya sudah mengisyaratkan sesuatu.
"Lepaskan aku!"
Calista kesal dan berusaha keras untuk bangkit dari pangkukan Razvan. Meskipun dia harus menekan kuat dada bidang nan kokoh mili Razvan.
"Aku memang istrimu saat ini, Razvan. Tapi aku pun berhak memilih cara agar aku bisa melayanimu. Jangan kau pikir aku adalah wanita murahan!" Calista kesal dan dia sudah menjaga jarak aman dari Razvan.
Sang raja itu menyeringai licik, menyandarkan salah satu tangannya yang bertopang pada pinggiran bath up.
