Dua pasang mata itu saling menatap dalam jarak yang dekat. Calista melihat sepasang bola mata biru yang terlihat indah, tapi tatapan dingin itu begitu keji ditunjukkan oleh Calista.
"Yang Mulia? Semenjak kapan kau ada disini?"
"Pertanyaan yang bodoh," celetuk Razvan sembari menegakkan tubuhnya.
Calista segera menurunkan kedua kakinya, berdiri dengan cepat dan memberikan penghormatan pada Razvan.
"Apa ada yang kau butuhkan, Yang Mulia?" Tanya Calista sambil menundukkan pandangannya.
"Yang aku butuhkan?" Razvan mengulangi pertanyaan Calista sambil menyeringai licik.
"Aku tidak suka dengan ekspresinya itu! Ingat, Calista! Kau harus berhati-hati dengannya," pikir Calista sambil menahan kesal.
"Baiklah, karena kau bertanya apa yang aku inginkan. Maka... aku ingin kau menemaniku malam ini," jawab Razvan.
"Apa? Menemanimu, Yang Mulia?"