Chereads / Yon Yuda dan Ceritanya / Chapter 2 - Arah yang Tepat

Chapter 2 - Arah yang Tepat

"Ya, itu namaku."

Saat Yon mendengar kalimat itu, ia seperti tersambar petir.

Bagaimana tidak? Ia bertemu dengan Nabi, manusia yang mendapat wahyu dari Sang pencipta alam semesta, Allaw SWT.

Nabi yang mengajarkan tentang ilmu hikmah dan kebijaksanaan kepada Nabi Musa. Juga merupkan pengawal pribadi Raja Iskandar Dzulqarnain.

Dikisahkan Nabi Khidir bersama dengan Raja Iskandar pergi mencari Ainul Hayat sampai keujung dunia. Dan saat mereka sampai di ujung dunia, Nabi Khidir dibimbing oleh malaikat ke sisi kanan jurang tempat Ainul Hayat berada. Ia lalu minum dan mandi di kolam Ainul Hayat. Karena ia meminum Ainul Hayat ia dikisahkan masih hidup sampai saat ini.

Yon segera menenangkan dirinya dan berkata dengan hormat.

"Senang bertemu dengan anda Nabi Khidir, nama saya Yon Yuda."

Nabi Khidir mendekati Yon dan bertanya sekali lagi.

"Wahai anak muda, bagaimana kau bisa sampai kesini?"

Mendengar Nabi Khidir bertanya pertanyaan yang sama, Yon segera menjelaskan apa yang terjadi padanya mulai dari pesawat yang ia tumpangi bertemu dengan kabut aneh sampai dengan mengikuti suara misterius yang ia dengar agar menuju kearah kanan jurang.

"Oh, betapa kasihan orang orang yang bersamamu, tapi tetaplah bersyukur karena dirimu dapat selamat. Karena kau bisa ada disini, akan kuberi kau suatu hadiah."

Nabi Khidir kemudian mengeluarkan liontin jam dari kantongnya dan mengulurkanya ke arah Yon.

"Jam ini akan sangat membantumu di esok hari, jaga itu baik baik."

Yon mengulurkan tanganya dan menerima jam itu dan segera mengucapkan terima kasih.

"Terima kasih, akan saya jaga baik baik."

Yon mengamati jam ditanganya, berbentuk bulat dengan tali yang diikatkan di atas jam, taka da hiasan lain. Sebuah jam sederhana yang hanya berguna untuk mengecek waktu. Itulah yang ada dipikiran Yon.

Tapi tentu saja jam itu tidak biasa, bagaimanapun Nabi Khidir mengatakan jam ini akan membantu Yon esok hari.

Ia kalungkan jam itu di lehernya dan bertanya kepada Nabi Khidir.

"Bagaimana saya bisa kembali?"

Disini pulau tak berpenghuni, pesawat yang ia tumpangi jatuh. Yon tak tahu bagaimana caranya ia akan kembali. Pasti keluarganya kawatir.

"Kau tinggal ikuti jalanmu tadi, itu akan menuntunmu kearah yang tepat."

Dengan senyuman, Nabi Khidir menunjuk kearah jalan yang dilewati Yon tadi. Kemudia Nabi Khidir berjalan mendekati Yon dan memberikan pelukan hangat.

Yon yang pertama kali merasakan pelukan hangat dari seorang Nabi merasa sangat tersanjung. Pelukan ini sangat nyaman, senyaman pelukan istrinya dulu.

Dia tak bisa menahan untuk membalas pelukan itu. Ia peluk Nabi Khidir dengan erat.

Tak lama kemudia, mereka melepaskan pelukan mereka dan Nabi Khidir berkata

"Pergilah, takdirmu sudah menunggumu."

Yon memandang Nabi Khidir dalam dalam, seakan mengukir Nabi Khidir di hatinya.

"Terima kasih dan sampai bertemu lagi."

Pikiranya terasa tenang setelah bertemu dan berbicara dengan Nabi Khidir, apakah ini keunikan seorang Nabi? Membuat orang disekitarnya merasa nyaman?

Yon pun segera berbalik dan pergi menuju jalan yang tadi ia lewati. Ia jalan terus menyusuri jalan sampai tiba tiba kabut kebal menyelimuti sekitar sampai Yon tidak bisa melihat apapun.

Tapi ia percaya perkataan Nabi Khidir, jalan ini menuntun kearah yang tepat.

Walaupun tadinya di jalan ini ada pohon pohon rindang di sekitar, saat ini jalan ini seperti dibuat kusus untuknya. Tidak ada halangan, hanya halan lurus yang menuntun kearah yang tepat.

Akhirnya kabut aneh yang menyelimutinya mulai pudar. Ia akhirnya bisa melihat jalan lagi. Disekitarnya banyak pohon rindang, dan Yon pun dapat melihat kayu – kayu yang disusun menjadi sebuah gerbang yang melindungi rumah rumah didalamnya.

Aneh, sepertinya tadi tidak ada desa ini saat aku lewat sini. Apakah ini yang dimaksud Nabi Khidir? Sebaiknya aku melihatnya.

Ia pun berjalan menuju desa itu dan melihat ada dua orang laki laki bertubuh besar yang ada di depan gerbang.

Kedua laki laki itupun juga melihat Yon. Mereka memandang Yon dengan mata aneh.

Melihat Yon semakin mendekat, salah satu laki laki itu tidak tahan untuk bertanya.

"Hey, kenapa kau tidak mempunyai bayangan?"

"Apa?" Sontak Yon melihat kebawah dan tidak menemukan bayangan miliknya, padahal matahari sedang menuju ke barat.