-- Part 1 --
«Game» hanyalah permainan anak-anak. Tak ada yang namanya esensi dalam sampah permainan yang disebut Game ini. 'Untuk apa membuang waktumu pada permainan optis yang hanya berguna untuk menghancurkan kehidupanmu sendiri' Sudah berapa kali orang lain—mengatakan seperti itu padamu?
─Orang lain yang memberikan saran dengan wajah sok tahunya agar kita berterima kasih.
─Orang lain yang dalam hal ini mengaku telah berdeduksi dengan pemikiran 'terbenar' dan 'terjelas' yang pernah ada, membuat atribusi sepihak yang hanya menguntungkan komunitas mereka sendiri. Mereka sebenarnya adalah—sampai akhir! Itu benar, sedikit lagi! Mereka adalah—
Mereka tak lebih dari sampah.
「Eh? Main Game?」
「Masih main Game di komputer? Bukankah Game sosial sudah cukup?」
「Kamu tetap di rumah pas liburan, 'kan?」
「Kamu cuma bisa bicara sama komputer ya?」
Kalau bukan sampah, apa lagi kita menyebutnya?
「Pilihlah hobi yang lebih berguna untuk masa depanmu.」
Sampah. Itu benar. Mereka adalah sampah.
- Mungkin, itu cara hidup yang lebih baik.
Mungkin ada benarnya.
Tapi kalau begitu... sama saja dengan orang-orang itu─apa bedanya dengan mereka?
Sama seperti mereka yang memberikan saran dengan wajah sok tahunya agar kita berterima kasih.
Itu cuma sampah.
Adalah suatu idealisme yang jelas─bagi mereka, 'pertentangan', 'perbedaan', dan 'ketidakselarasan mayoritas'─adalah apa yang disebut 'ketidakbergunaan' itu sendiri.
'Mereka adalah idiot yang terus melakukan hal konyol dan tak berarti'.
Tapi, apa salahnya dengan itu.
Semuanya sudah tahu itu.
Semua orang mengerti─dan tetap melakukannya.
Itu karena─alasannya... sudah jelas, bahkan tanpa orang lain perlu memberitahunya.
Laki-laki dan perempuan itu─dua orang itu, mereka.... sangat menyukai Game.
Inilah yang kita pilih.
Game itu cuma permainan anak kecil
"Apa artinya data kecil yang tercatat di server nanti?"
.... Tentu saja ada artinya.
Akulah yang menentukan kalau itu berarti.
Yang menentukan kalau itu luar biasa dan menakjubkan adalah aku sendiri.
Betapa pun konyolnya hal itu terlihat, betapa palsunya hal tersebut, selama aku, kita, menganggap bahwa itu sesuatu yang luar biasa maka, itu akan menjadi luar biasa.
Bukankah itu yang namanya------'memilih', 'bukan?
Katakan kalau ini konyol, katakan saja.
Aku tidak peduli apakah ini disebut permainan murahan atau sekedar 'palsu'.
Aku tidak peduli pada orang yang memiliki segalanya.
Hanya ini yang kumiliki. Hanya ini yang kuinginkan. Itulah kenapa----
Ada hal yang tak boleh kita lepaskan begitu saja.