Ramel naik ke atas kamar dengan hati senang, membuka pintu kamar dan melihat istrinya sedang terdiam di depan jendela kamar. Ramel berjalan perlahan lalu menghampiri Reista dan memeluknya dari belakang.
"Kau sedang melamun-kan apa?". Tanya Ramel dengan lembut, Reista tersenyum saat mendapatkan pelukan hangat dari suaminya. Harum tubuh Ramel membuat Reista tenang dan mengelus lengan Ramel perlahan.
"Aku hanya menikmati angin pagi, berdoa pada Tuhan agar semuanya semakin membaik. Perlahan-lahan tapi pasti.. apa kau sudah sarapan?". Tanya Reista pada suaminya
"Belum, aku menunggu sarapan pagi siap". Jawab Ramel jujur.
"Mungkin sebentar lagi, Clarke sudah menyuruh orang untuk memasak.. jika aku bisa melihat, aku pasti sudah memasak banyak makanan untukmu". Ada nada sedih di balik perkataan itu, namun Reista tutupi dengan tersenyum.